REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Gelombang pasang setinggi 3-4 meter melanda pesisir Pantai Selatan Kabupaten Sukabumi, Ahad (30/5). Kondisi ini menyebabkan pengelola warung dan pengunjung perlu waspada.
“Kejadian gelombang pasang tinggi mulai menerjang pukul 07.30 WIB misalnya terpantau di Muara Citepus, Palabuhanratu,'' ujar Pembina Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) Kabupaten Sukabumi sekaligus pengurus Balawista Jawa Barat Asep Edom kepada Republika, Ahad.
Air laut masuk ke sungai dan menghantam warung di pinggiran pantai. Untuk antisipasi, lanjut Asep, masyarakat sudah mengamankan barang yang ada di warung.
Namun, kebanyakan warung pinggir pantai terbuat dari bambu sehingga ketika air masuk tidak merusak. Ia mengatakan, warga dan wisatawan telah diminta untuk menepi karena gelombang pasang rawan menyebabkan kecelakaan laut.
“Dorongan gelombang cukup kuat karena penahan ombak dari pasir alami sudah terkikis beberapa hari lalu,'' kata Asep.
Asep menerangkan, gelombang pasang ini paling tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. Kini, ia mengatakan, gelombang pasang dikhawatirkan masuk ke permukiman warga. Karena itu, upaya kewaspadaan harus terus ditingkatkan meski belum ada laporan kerusakan akibat gelombang pasang.
Sebelumnya, warga Sukabumi terutama di sekitar pantai selatan diminta untuk mewaspadai gelombang pasang akibat gerhana bulan pada Rabu (26/5) lalu. Masyarakat pun sudah diimbau untuk waspada khususnya warung di pinggir pantai agar menyelamatkan barangnya dari gelombang pasang.
Selain itu wisatawan yang ada di warung untuk tidak beraktivitas sementara waktu. Sebab, kondisi gelombang pasang ini rawan menyebabkan kerusakan dan korban jiwa.