Senin 31 May 2021 04:15 WIB

Transportasi Massal akan Jadi Angkutan Masa Depan di Medan

Pemkot Medan segera menyelaraskan program-program Kemenhub soal transportasi massal.

Wali Kota Medan Bobby Nasution (kanan)
Foto: ANTARA/Septianda Perdana
Wali Kota Medan Bobby Nasution (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pemerintah Kota (Pemkot) Medan, Sumatera Utara, menyebutkan, transportasi massal bakal menjadi angkutan masa depan. Keberadaan transportasi massal di Medan sudah mendapat dukungan penuh dari Kementrian Perhubungan. 

"Kami berharap transportasi umum maupun massal di Kota Medan bisa fungsikan secara optimal bagi masa depan," terang Wali Kota Medan Bobby Nasution di Medan, Ahad (30/5).

Baca Juga

Pernyataan ini diungkapkan menantu Presiden Jokowi menanggapi kunjungan sehari Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi yang meninjau Stasiun Kereta Api Medan, Sabtu (29/5). Pemkot Medan segera menyelaraskan program-program Kemenhub yang nantinya akan dijalankan, khusus bagi ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini yang memiliki penduduk dua juta jiwa lebih.

Wali Kota mengajak seluruh warga menggunakan transportasi massal untuk pengoptimalan, terutama mengurangi kemacetan yang signifikan dan menikmati dampak pembangunan. "Kami dukung pembangunan yang dilakukan Menteri dalam memperbaiki fasilitas perkertaapian, dan fasilitas BRT (Bus Rapid Transit) di Kota Medan agar berjalan dengan baik," tegas Bobby.

Menhub Budi Karya Sumadi dalam kunjungannya mengaku, pihaknya sempat melihat angkutan massal, seperti kereta api, "Light Rail Transit/LRT", dan BRT yang dapat dijadikan sebagai angkutan masa depan di Kota Medan. "Sebagai seorang yang konsen tentang angkutan massal, saya tentunya punya keinginan luar biasa. Malah di kesempatan ini, saya sampaikan kereta api adalah masa depan Kota Medan," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement