REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kitab Al-Jami as-Shahih karya Imam Bukhari merupakan salah satu masterpiece dalam dunia hadits. Meski demikian, di dalamnya terdapat periwayatan dari ulama kalangan syiah, siapakah ulama tersebut?
Mohammad Nabiel dalam buku Al-Bukhari dan Metode Kritik Hadis menjelaskan, ulama tersebut bernama Abdul Razzaq bin Hammam yang menjadi periwayat hadits. Ulama satu ini merupakan ulama besar yang menjadi rujukan di kalangan ahlussunah waljamaah dalam periwayatan hadis.
Hadits-haditsnya banyak tersebar dalam kitab-kitab hadits, di antaranya Al-Jami as-Shahih, Sunan at-Tirmidzi, Sunan Ibnu Majah, Sunan an-Nasa’i, dan Sunan Abu Dawud. Karena itu, tentunya ia memiliki kedudukan tersendiri di mata ulama ahlussunah waljamaah.
Abdul Razzaq bin Hammam, menurut at-Thusi, merupakan penganut Syiah tulen sebab merupakan sahabat Imam Ja’far as-Shadiq yang merupakan salah seorang kalangan Syiah. Sedangkan, berdasarkan nama dan nasabnya, Abdul Razzaq bin Hammam diketahui dengan namanya, nama ayah, nama kakek, dan gelarnya saja sekaligus statusnya sebagai ulama besar di Yaman.
Namun, yang jelas, Abdul Razzaq bin Hammam bin Nafi bergelar Abu Bakar al-Himyari As-Shan’ani. Dia dikategorikan oleh Imam Ibnu Hajr dalam thabaqat kesembilan. Ulama satu ini sedari kecil diketahui memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap dunia hadits. Ia menuntut ilmu pada usia 20 tahun dan belajar kepada Ma’mar bin Rasyid al-Azdi al-Bashri selama tujuh tahun.
Dengan demikian, ia menjadi rujukan mengenai hadits yang diriwayatkan oleh gurunya tersebut. Menurut beberapa sumber Rijalul Hadis, Abdul Razzaq bin Hammam wafat pada 211 Hijriyah.
Hal yang menarik dari sosoknya adalah banyak muridnya yang meriwayatkan hadits dari sosoknya ini. Di antara muridnya adalah Ishaq bin Manshur, Ishaq bin Ibrahim al-Handzali, Yahya bin Ja’far, Majmud bin Ghilan al-Dimasyqi, Abdullah bin Muhammad al-Ju’fi, Yahya bin Musa, dan Muhammad Ali bin Abdullah al-Madini.