REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sebuah gerakan untuk menggulingkan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mulai saling bergabung. Pemimpin partai sayap kanan Naftali Bennett memberikan dukungannya pada Ahad (30/5) untuk menggulingkan kepemimpinan Netanyahu dan mengakhiri era politiknya.
Keputusan Bennett, yang dia umumkan dalam pidato yang disiarkan televisi, dapat memungkinkan ketua oposisi Yair Lapid untuk mengumpulkan koalisi partai-partai sayap kanan, sentris dan kiri dan memberikan Netanyahu kekalahan pemilihan pertamanya sejak 1999.
Lapid, kepala partai sentris Yesh Atid, sedang dalam pembicaraan intensif menjelang tenggat waktu Rabu (2/6) dari Presiden Israel untuk mengumumkan pemerintahan baru. Pemungutan suara nasional dilakukan pada 23 Maret 2021.
Peluang keberhasilan Lapid sebagian besar terletak pada Bennett, mantan kepala pertahanan dan jutawan teknologi tinggi. Sebanyak enam kursi partai Yamina di parlemen beranggotakan 120 orang cukup untuk memberinya status raja.
Di bawah kesepakatan pembagian kekuasaan yang prospektif, Bennett akan menggantikan Netanyahu, kepala partai Likud yang berusia 71 tahun, sebagai perdana menteri dan kemudian memberi jalan kepada Lapid sentris dalam perjanjian rotasi.
"Saya mengumumkan hari ini saya bermaksud bekerja dengan sekuat tenaga membangun pemerintahan persatuan dengan ketua Yesh Atid Yair Lapid," kata Bennett dalam pidatonya, dilansir dari Al Arabiya, Senin (31/5).
Menanggapi pengumuman Bennett di televisi, Netanyahu menuduhnya melakukan penipuan abad ini, mengutip janji publik masa lalu yang dibuat Bennett untuk tidak bergabung dengan Lapid. Dia mengatakan, pemerintahan sayap kanan masih memungkinkan.