REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Rumah Fiqih Indonesia (RFI), Ustadz Ahmad Sarwat memberi penjelasan mengenai sosok Imam Mahdi melalui laman RFI. Dia memaparkan, Imam Mahdi bukan Nabi ataupun Rasul, melainkan hanya manusia biasa.
"Dia boleh jadi memang orang yang pandai, baik, dan punya kelebihan yang Allah tidak berikan kepada kita. Boleh jadi dia memang akan memimpin dunia Islam nantinya serta akan menghabisi para angkara murka, seperti sosok Dajjal dan seterusnya. Namun biar bagaimana pun dia tetap bukan Nabi," jelasnya.
Kalau memang Imam Mahdi akan memimpin dunia Islam, lantas apakah posisi umat Muslim hanya menunggunya? "Posisi kita bukan nihilis apalagi apatis dengan realitas fitnah di zaman ini. Kita tidak diperintah Rasulullah SAW untuk hanya duduk diam termenung merutuki nasib, sambil menunggu kedatangan Imam al-Mahdi," ucap dia.
Karena itu, Ustadz Ahmad melanjutkan, dengan atau tanpa Imam Mahdi, setiap Muslim tetap berkewajiban berjihad, berjuang dan berdakwah melawan kebatilan. Rasulullah SAW, saat bercerita tentang kedatangan pemimpin akhir zaman itu, tidak berpesan kepada umat Islam untuk menunggu dan berpangku tangan.
Ustadz Ahmad juga mengingatkan, tema besar umat Islam di akhir zaman bukan hanya soal kedatangan Imam Mahdi. Kedatangannya merupakan urusan Allah SWT. Umat Muslim tidak perlu ribut dan sibuk berdebat terkait hal yang masih ghaib.
"Yang perlu kita lakukan sekarang ini adalah beramal, berdakwah, dan mengajak orang untuk kembali kepada ajaran Islam. Tentunya dengan diawali oleh diri kita sendiri dulu," lanjutnya.
Misalnya, bagi seorang dai, apakah dirinya telah memiliki ilmu dan bekal dalam berdakwah. Apakah dai tersebut sudah mendalami ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu ushul fiqih, ilmu fiqih dan bahasa Arab. Jika tidak demikian, lantas bagaimana mau menyampaikan isi Alquran.
Karena itu juga, Ustadz Ahmad mengajak mempelajari ilmu-ilmu keislaman lalu berdakwah dan mengajak umat kembali ke jalan yang benar sambil merapatkan barisan dan membangun potensi umat. "Ini jauh lebih baik daripada hanya bengong mengkhayal menunggu-nunggu, meramal dan menghitung-hitung datangnya Imam Mahdi," ujarnya.