REPUBLIKA.CO.ID, SOLO--Antusias masyarakat Solo dalam menggunakan moda transportasi publik Kereta Rel Listrik (KRL) Yogyakarta-Solo dinilai tinggi. Hal itu terbukti dengan adanya penjualan Kartu Multi Trip (KMT) baru setiap harinya di Stasiun Solo Balapan yang mencapai ratusan kartu.
Kepala Stasiun Solo Balapan, Suharyanto, mengatakan, penjualan KMT menunjukkan masih banyak penumpang baru yang hendak naik KRL."Rata-rata penjualan di Solo Balapan mencapai 350 KMT per hari. Itu menunjukkan bahwa tinggi antusias masyarakat dalam angkutan KRL ini," katanya kepada wartawan di Stasiun Solo Balapan, akhir pekan lalu.
Suharyanto menambahkan, pada saat jam sibuk bahkan banyak masyarakat yang pulang lagi alias tidak jadi menaiki KRL lantaran melihat panjangnya antrean. Dia juga mengapresasi masyarakat yang sabar menunggu antrean jadwal KRL berikutnya dan tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Antrean panjang tersebut juga disebabkan manajemen menerapkan protokol kesehatan dengan membatasi jumlah penumpang setiap gerbong maksimal 74 orang. Saat ini ada 20 perjalanan pulang-pergi KRL Yogyakarta-Solo, dimana setiap rangkaian terdiri dari delapan gerbong kereta. Artinya, setiap perjalanan KRL maksimal mengangkut 592 penumpang.
"Kami berharap ke depan bisa lebih banyak jadwal lagi, atau mungkin Coronanya pergi sehingga tidak ada pembatasan atau kuota," ucap Suharyanto.
Sementara itu, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, menyatakan melihat setiap hari ada saja pembeli baru KMT. Artinya banyak penumpang baru KRL Yogyakarta-Solo. Sebagian penumpang KRL merupakan masyarakat yang rutin menggunakan KRL, serta ada ada penumpang baru yang berminat mencoba KRL.
"Antusiasme KRL tidak hanya yang dulunya rutin menggunakan KA Prameks tetapi menarik masyarakat menggunakan transportasi publik. Meskipun jumlah penumpang kami turun saat libur Lebaran, tetapi kami menjual hampir 8.000 Kartu Multi Trip," jelas Anne.
Saat ini, sebanyak 60 persen pengguna KRL Yogyakarta-Solo menggunakan Kartu Multi Trip (KMT), sementara kartu elektronik bank sebanyak 21 persen, dan dengan QR Code sebanyak 19 persen. Sementara itu, selama masa larangan mudik KMT yang terjual berjumlah 7.384 unit dan kartu elektronik bank berjumlah 273 unit.
Anne menyebut, selama masa larangan mudik pada libur Lebaran, Stasiun Solo Balapan melayani 13.855 pengguna KRL. Sementara di Stasiun Purwosari melayani 5.259 pengguna KRL. Selain itu, pengguna KRL yang keluar di Stasiun Solo Balapan sebanyak 12.293 orang dan yang keluar di Stasiun Purwosari berjumlah 7.018 orang.
"Di Stasiun Solo Balapan dan Purwosari hampir 20 ribu pengguna KRL. Ini menunjukkan peningkatan pengguna KRL. Kami berharap KRL Yogyakarta-Solo ini bisa meningkatkan minat menggunakan transportasi publik dan meningkatkan perekonomian sekitar stasiun," kata Anne.
Anne menambahkan, sepanjang Ramadhan 1432 H, KRL Yogyakarta-Solo melayani 121.417 orang dengan pengguna terbanyak pada Sabtu (1/5) sebanyak 4.958 orang. Kemudian saat masa larangan mudik 6-17 Mei 2021 layanan KRL Yogyakarta-Solo tetap beroperasi dengan 20 perjalanan per hari. Sepanjang 12 hari pemberlakuan masa larangan mudik, KAI Commuter mencatat jumlah pengguna KRL Yogyakarta-Solo sebanyak 48.572 orang dengan pengguna terbanyak pada Senin (17/5) sebanyak 7.172 orang. Angka itu turun 5,8 persen dibanding pekan sebelumnya yang mencapai 51.589 orang.