REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO - Jepang sedang mempertimbangkan untuk mewajibkan hasil tes negatif Covid-19 atau catatan telah melakukan vaksinasi dari penonton yang menghadiri Olimpiade Tokyo. Ini menyusul survei terbaru yang menunjukkan penolakan publik yang kuat terhadap penyelenggaraan Olimpiade.
Dengan pembukaan Olimpiade yang kurang dari dua bulan lagi, kepercayaan publik semakin terguncang karena gelombang keempat infeksi virus corona dan vaksinasi yang lambat. Penonton dari luar negeri sudah dilarang hadir. Penyelenggara Olimpiade diharapkan segera mengambil keputusan bulan depan terkait kehadiran penonton domestik.
Apabila penonton domestik diperbolehkan hadir, maka syarat atau kondisi apa saja yang harus dipenuhi. Selain tindakan untuk mencegah penyebaran virus corona seperti larangan sorak-sorai dan tos, surat kabar Yomiuri dikutip dari Reuters pada Senin juga melaporkan pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan penonton harus membawa hasil tes negatif Covid-19. Hasil tes itu harus diambil dalam waktu sepekan sebelum menyaksikan secara langsung laga Olimpiade.
Laporan tersebut disambut dengan kemarahan oleh beberapa pengguna media sosial. Ribuan cuitan mengkritik upaya keras negara tersebut untuk menjadi tuan rumah Olimpiade di tengah pandemi. Istilah "sertifikat tes negatif" pun dilaporkan menjadi trending Twitter di Jepang, mengumpulkan lebih dari 8.000 cuitan pada Senin pagi.
Jepang pada Jumat (28/5) lalu memperpanjang keadaan darurat Covid-19 di Tokyo dan beberapa daerah lain hingga 20 Juni. Negara tersebut telah mencatat rekor baru peningkatan jumlah pasien Covid-19 dalam kondisi kritis beberapa hari terakhir, bahkan ketika laju infeksi sudah melambat.
Dalam survei yang diterbitkan oleh surat kabar Nikkei, Senin, lebih dari 60 persen responden mendukung pembatalan atau penundaan Olimpiade. Hasil ini sejalan dengan jajak pendapat sebelumnya yang dilaporkan beberapa media lain.
Olimpiade sudah ditunda satu tahun karena pandemi. Namun pemerintah Jepang dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) memutuskan kompetisi olahraga bergengsi yang akan berlangsung pada 23 Juli-8 Agustus itu akan tetap berlangsung di bawah aturan ketat protokol kesehatan.