Senin 31 May 2021 17:18 WIB

Meski Naik, Realisasi Belanja Daerah Masih di Bawah Pusat

Realisasi belanja APBD pemerintah provinsi ada penurunan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nidia Zuraya
Realisasi anggaran belanja pemerintah daerah (pemda).
Foto: Tim Infografis Republika.co.id
Realisasi anggaran belanja pemerintah daerah (pemda).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Mochamad Ardian mengungkapkan realisasi belanja APBD pemerintah daerah per 25 Mei ini sekitar 21,98 persen. Ardian mengatakan, jika dibandingkan year on year (yoy), realisasi belanja APBD Pemda mengalami peningkatan 1,83 persen dibandingkan tahun lalu, 31 Mei 2020, sekitar 20,58 persen.

Namun demikian, kata Ardian,  kenaikan realisasi belanja Pemda ini masih belum optimal. "Karena kalau kita bandingkan dengan realisasi APBN di kisaran 25 Mei angkanya sudah di atas 32 persen. Realiasi APBD masih dibawah APBN sekitsr 10 persen," kata Ardian yang dikutip dari konferensi pers secara virtual, Senin (31/5).

Baca Juga

Ia merinci, untuk realisasi belanja APBD pemerintah provinsi ada penurunan jika dibandingkan tahun lalu, dari 21,45 persen di 2020 menjadi 19,62 persen tahun ini. Sedangkan realisasi belanja APBD Pemda tingkat kabupaten/kota justru mengalami kenaikan yakni per 31 Mei tahun lalu 20,6 persen menjadi 23,09 persen pada tahun ini."Kenaikan ada di pemerintah kabupaten/kota,” ujarnya.

Karena itu, Ardian berharap Pemerintah daerah bisa terus mengejar ketertinggalan realisasi APBD. Menurutnya, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya Pemda dalam merealisasikan belanja APBD.

Salah satunya, adanya sisa dana penghematan  atau pelaksanaan program kegiatan atas belanja tahun anggaran sebelumnya yang belum dimanfaatkan."Syukur-syukur angkanya bisa mendekati angka APBN," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement