Selasa 01 Jun 2021 01:13 WIB

Menilik PT TMI yang Disebut Bakal Garap Megaproyek Alutsista

Nama PT TMI mencuat terkait isu proyek pengadaan alutsista senilai Rp 1.760 triliun.

Prajurit TNI dengan alutsista melakukan defile dalam Gladi Bersih HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta TImur, Kamis (3/10/2019).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Prajurit TNI dengan alutsista melakukan defile dalam Gladi Bersih HUT Ke-74 TNI di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta TImur, Kamis (3/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rizky Suryarandika, Ronggo Astungkoro, Febrianto Adi Saputro

Nama PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) belakangan mencuat ke publik terkait isu pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) oleh Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang total nilai proyek mencapai angka 124.995.000.000 dolar AS atau sekira Rp 1.760 triliun. Awalnya, PT TMI diungkao oleh pengamat pertahanan Connie Rahakundini Bakrie dalam sebuah podcast di Youtube, pada pekan lalu.

Baca Juga

Pemerintah dikabarkan tengah merancang peraturan presiden (perpres) terkait pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam) Kemenhan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Draf perpres yang diungkap Connie, sama dengan yang beredar di kalangan wartawan.

Republika coba menelusuri keberadaan PT TMI. Dalam situs resminya, PT TMI mengeklaim beralamatkan di lantai 1 Ratu Prabu 1 Building, Jalan Letjen T.B Simatupang Jakarta Selatan. Sejak Senin (31/5) pagi, Republika coba menghubungi nomor telepon kantor PT TMI yang tersedia di laman resminya. Namun, usaha telepon berkali-kali tak kunjung diangkat hingga akhirnya Republika tiba di kantor PT TMI.

Dari luar, gedung tempat PT TMI berkantor nampak sepi. Hanya nampak beberapa sepeda motor dan mobil terparkir, salah satunya sedan berplat nomor kendaraan dinas TNI. Sebagian rumput di parkiran terlihat meninggi sekitar 30 cm. Tak ada aktivitas keluar masuk orang ke gedung itu saat Republika coba masuk ke dalamnya.

Di pintu luar gedung, Republika sudah ditanyai keperluannya mendatangi gedung tersebut oleh petugas keamanan berpakaian serba hitam. Republika menyebut sudah coba menghubungi kantor PT TMI untuk keperluan wawancara.

Republika pun diizinkan masuk untuk kembali ditanyai petugas keamanan bagian dalam gedung. Si petugas keamanan lalu nampak menghubungi kantor PT TMI guna menginformasikan kehadiran tamu.

Republika diminta menunggu di lobi Kantor PT TMI terletak di bagian kiri dan kanan lantai 1 gedung tersebut. Logo PT TMI terpampang jelas di atas pintu masuk kantor itu. Tepat di samping pintu masuk kantor PT TMI terdapat alat fingerprint.

Jam demi jam berlalu tanpa ada kepastian diterima bertamu untuk wawancara oleh PT TMI. Nampak hanya satu dua orang lalu lalang di bagian lobi. Mereka berpakaian kemeja putih, celana kain warna hitam dan mengenakan masker. Sebagian dari mereka berbadan tegap. Hanya satu dua orang itu yang terlihat berseliweran di kantor PT TMI.

Petugas keamanan gedung yang tanda pengenalnya di balik sehingga namanya tak diketahui itu mengeklaim PT TMI tengah menerima tamu lain hingga belum ada satu karyawan pun yang menerima kedatangan Republika. Republika coba menunggu hingga tamu lainnya itu keluar kantor PT TMI. Salah satu dari rombongan tamu merupakan warga asing berambut pirang dan berbadan tegap.

Sebanyak empat orang dengan tanda pengenal PT TMI mendampingi rombongan tamu itu keluar gedung hingga menaiki mobil. Dua di antara orang dengan nametag PT TMI itu diperkirakan berusia 50 tahunan. Adapun dua lainnya di kisaran 30 tahunan dan berbadan lebih tegap.

Republika coba menghampiri salah satu di antara mereka guna menanyai kesediaan diwawancara. Seperti halnya si petugas keamanan, tanda pengenal mereka juga di balik hingga namanya tak diketahui.

"Nanti ya tunggu dulu, nanti," kata salah satu orang itu sembari masuk ke dalam kantornya.

Penantian Republika tak ada hasil hingga sekitar pukul 1 siang. Republika terus coba menanyai kesedian diwawancara pada pegawai TMI tiap kali membuka pintu kantor. Namun, lagi-lagi Republika diminta menunggu tanpa ada kepastian. Bahkan ketika ditanyai siapa yang kiranya berkenan menemui Republika juga tak berbalas.

"Belum tahu mas, silahkan tunggu," ucap salah satu orang yang akan masuk ke dalam kantor PT TMI.

Selama menunggu, Republika hanya diizinkan berada di bagian lobby gedung. Republika tak diizinkan menginjakkan satu kaki pun ke dalam kantor PT TMI. Selama menunggu, dua petugas keamanan gedung bersiaga di mejanya di bagian tengah lobby. Kamera keamanan atau CCTV mengarah ke kursi tempat Republika menunggu.

Selama menunggu itu pula, Republika melihat ada satu petugas kebersihan. Dia tengah fokus membersihkan pintu masuk yang berupa kaca transparan. Republika sempat menanyainya mengenai kantor PT TMI.

"Ya di sini enggak begitu ramai karyawannya," kata si petugas kebersihan.

Dari pengamatan Republika untuk sementara ini cukup mengherankan kalau PT TMI diamanahi anggaran Rp 1.760 triliun untuk pengadaan alutsista. Dari segi karyawan dapat diamati jumlahnya begitu sedikit hingga tak ada satu pun karyawan yang bersedia menemui Republika. Lalu lintas karyawan keluar masuk kantor juga amat sepi, hanya satu dua orang yang itu-itu saja.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement