Senin 31 May 2021 23:20 WIB

PKS Belum Tutup Pintu Soal Dukungan untuk Capres

PKS belum memutuskan siapa yang akan diusung pada Pilpres 2024.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Bayu Hermawan
Al Muzammil Yusuf.
Foto: istimewa
Al Muzammil Yusuf.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Bidang Politik Hukum dan Keamanan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Al Muzammil Yusuf menyampaikan partainya masih membuka pintu untuk dialog dengan tokoh mana pun. Ia menyatakan partainya belum menutup pintu bagi tokoh yang ingin didukung di Pilpres 2024.

Pernyataan Al Muzammil menanggapi peluang Gubernur Ridwan Kamil didukung oleh PKS di Pilpres 2024. Ia menyebut partainya belum punya satu nama khusus untuk didukung. Ini berarti peluang Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo didukung PKS juga belum tertutup.

Baca Juga

"Kami membuka dialog dengan semua partai & semua calon yang dijagokan partai & publik. Saat ini masih dialog terbuka belum mengerucut," kata Al Muzammil kepada Republika.co.id, Senin (31/5).

Al Muzammil menjelaskan proses menentukan dukungan terhadap Capres harus mempertimbangkan 3 hal. Pertama, pemenuhan prasyarat minimal presidential threshold 20 persen kursi DPT atau 25 persen suara sah nasional. Kedua, elektabilitas capres-cawapres tersebut. Ketiga, kesepakatan antar partai pungusung calon.

"Untuk sampai pada tiga hal tersebut kan perlu dialog intense & kajian bersama antar partai koalisi," ujar anggota DPR RI tersebut.

Al Muzammil menyampaikan PKS tak tergesa-gesa mendukung salah satu tokoh di Pilpres 2024. Menurutnya, waktu perhelatan Pilpres masih lama sehingga tersedia waktu berdialog lebih luas.

"Waktu yang tersedia masih cukup untuk itu (dialog). Maka PKS banyak silaturrahmi kepada partai-partai & semua lembaga & tokoh. Untuk juga menjaring masukan dari mereka," ucap Al Muzammil.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengedepankan politik tahu diri ketika bicara peluang maju dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang meski tingkat elektabilitas dirinya terus terpantau naik lewat hasil sejumlah lembaga survei, seperti survei yang dilakukan oleh Y-Publica pekan ini. 

Ia memegang dua filosofi politik dalam memimpin yaitu politik akal sehat dan tahu diri. Tingkat elektabilitas dan popularitas dirinya yang dilansir lembaga survei bisa diperhitungkan oleh partai politik atau tidak sama sekali. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement