Selasa 01 Jun 2021 07:36 WIB

Mantan Karyawan Facebook Ungkap Sensor Pro-Palestina

Unggahan warga Palestina dihapus di Instagram pada serangan Israel di Gaza 10 Mei

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Hiru Muhammad
Facebook.
Foto: AP
Facebook.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Mantan karyawan Facebook, Ashraf Zeitoon mengungkapkan kebijakan perusahaan terkait penyensoran unggahan warga Palestina dan para aktivis. Saat menjabat sebagai kepala kebijakan Facebook untuk wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara (2014-2017), dia mengatakan Instagram dan Facebook sengaja dan sistematis membungkam suara Palestina.

Dia menunjukkan unggahan warga Palestina dihapus di Instagram sejak serangan Israel di Gaza pada 10 Mei lalu. Salah satu insiden itu muncul beberapa pekan lalu. Kala itu, pencipta merek Palestina, Aminah Musa memutuskan untuk membantu anak-anak Palestina dengan meluncurkan kampanye Instagram yang mengumpulkan makanan dan persediaan penting lainnya. Namun, tiba-tiba fitur pesan langsung Musa diblokir oleh Instagram.

“Saat sedang menjawab pesan langsung, muncuk kalimat ‘Fitur ini tidak tersedia karena perlindungan komunitas kami,”  kata Musa yang tinggal di Chicago.

Pemblokiran itu diberlakukan pada 15 Mei, hari yang dikenal bagi warga Palestina sebagai Hari Nakba atau bencana yang mengacu pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari tanah mereka oleh kaum zionis. Kemudian Instagram memulihkan akses Paliroots ke pesan langsung pada hari yang sama ketika tentara Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata.