REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Gerindra Yan Permenas Mandenas membantah isu yang mengatakan bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menunjuk PT TMI (Teknologi Militer Indonesia) untuk menangani proyek pengadaan alutsista senilai Rp 1,7 kuadriliun. Dia menilai, isu tersebut sengaja dilontarkan oleh pihak yang merasa bisnisnya terganggu.
"Saya pikir itu isu yang dikembangkan karena tentunya ada persaingan bisnis yang mungkin oleh kompetitor-kompetitor lain merasa tidak mendapatkan porsi dan terganggu dengan adanya isu tersebut," kata Yan dikutip Selasa (1/6).
Dirinya menduga, isu tersebut coba diolah oleh pihak tertentu dengan menitipkan persoalan-persoalan tersebut melalui politisi-politisi atau pengamat-pengamat tertentu untuk melakukan komentar di media seakan-akan menteri pertahanan melakukan kesalahan dalam menunjuk perusahaan-perusahaan tertentu. "Sebenarnya nggak ada sama sekali," ucapnya.
Sebaliknya, anggota Komisi I DPR itu menegaskan, selama ini Prabowo melakukan evaluasi total terhadap berbagai macam kegiatan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang ditangani oleh swasta. Ketua umum Partai Gerindra itu justru dinilai melakukan penataan di Kementerian Pertahanan supaya lebih tertib serta memberikan kualitas yang baik dalam setiap pembelanjaan alutsista.
"Sehingga, ked epannya tidak terjadi lagi pemborosan anggaran dan penggunaan anggaran yang tidak tepat sasaran. Itu sebenarnya tujuannya," ucapnya.
Untuk diketahui pemerintah dikabarkan tengah merancang peraturan presiden (perpres) terkait pemenuhan kebutuhan alat peralatan pertahanan dan keamanan (Alpalhankam) Kemenhan dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Nama PT TMI muncul lantaran disebut-sebut telah melakukan kontrak oleh Kemhan terkait proyek pengadaan alutsista tersebut. PT TMI kemudian dikait-kaitkan dengan Prabowo lantaran perusahaan tersebut kini dipimpin oleh temannya sendiri di Partai Gerindra, Glenny Kairupan.