Selasa 01 Jun 2021 11:54 WIB

Pemkot Surabaya Klaim Kasus Covid-19 Terkendali

Kenaikan kasus Covid-19 di Surabaya mulai terjadi pada pekan kedua setelah lebaran

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Hiru Muhammad
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR COVID-19 kepada penghuni rusun di Rusun Penjaringan Sari, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/5/2021). Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan tes usap PCR COVID-19 kepada seluruh penghuni di rusun yang dikelola Pemkot Surabaya untuk mendeteksi penyebaran COVID-19, setelah adanya 12 penghuni Rusun Penjaringan Sari terpapar COVID-19.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR COVID-19 kepada penghuni rusun di Rusun Penjaringan Sari, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/5/2021). Dinas Kesehatan Kota Surabaya melakukan tes usap PCR COVID-19 kepada seluruh penghuni di rusun yang dikelola Pemkot Surabaya untuk mendeteksi penyebaran COVID-19, setelah adanya 12 penghuni Rusun Penjaringan Sari terpapar COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita mencatat, angka harian positivity rate Covid-19 di Kota Pahlawan rata-rata di bawah 5 persen. Berdasarkan catatan tersebut, kata Febria, pandemi Covid-19 di Kota Surabaya masih dalam kondisi terkendali.

Meski demikian, Febria mengakui adanya kenaikan kasus Covid-19 di Surabaya, pasca-libur lebaran Idul Fitri 1442 H. Febria menjelaskan, setelah lebaran Idul Fitri, tercatat ada 20 hingga 21 kasus Covid-19 dalam sehari. Padahal sebelum lebaran, rata-rata penambahan kasus Covid-19 harian di Suranaya sekitar 16 kasus.

"Positivity rate 5 persen ke bawah. Kalau kenaikan ada, tapi masih terkendali. Yang biasanya sehari itu 16 (kasus), sekarang bisa 20 sampai 21 kasus baru se-Surabaya," kata Febria di Surabaya, Selasa (1/6).

Febria menyebut, kenaikan kasus Covid-19 di Surabaya mulai terjadi pada pekan kedua setelah libur lebaran. Meski ada kenaikan kasus Covid-19, namun Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit Surabaya tetap terkendali. Berdasarkan data Dinkes Surabaya, BOR di RS saat ini sekitar 14 persen. "Sebelum lebaran, BOR di RS sekitar 13 persen, sedangkan pasca lebaran sekitar 14 persen," ujarnya.

Febria mengatakan, ditemukannya kenaikan kasus Covid-19 ini berkat masifnya tracing yang dilakukan petugas Puskesmas bersama Satgas Covid-19 di kelurahan. Ia melanjutkan, tracing wajib dimassifkan karena semakin banyak ditemukan kontak erat, maka pandemi di Surabaya bisa semakin terkendali.

"Jadi begitu kita menemukan satu (kasus) melalui swab, langsung kita lakukan tracing. Karena semakin banyak kita temukan kontak erat, Insya Allah semakin terkendali," kata dia.

Febria mengaku, Pemkot Surabaya terus memassifkan kegiatan swab massal di 31 kecamatan. Sebab, kata dia, prinsip dari penanganan pandemi Covid-19 adalah melalui testing, tracing, dan treatment."Swab massal terus kita lakukan. Bahkan, Puskesmas sampai tidak libur. Hari Minggu sampai malam-malam karena mereka juga harus mencari lansia (untuk dilakukan vaksin)" ujarnya.

Febria mencatat, vaksinasi lansia di Surabaya telah mencapai sekitar 83 persen. Sementara untuk pelayanan publik, vaksinasi telah mencapai 350 persen. "Saya berharap akhir Mei 2021, tapi karena mundur sehingga akhir Juni baru bisa selesai 100 persen (vaksinasi) lansia," kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement