Selasa 01 Jun 2021 16:36 WIB

Indonesia Komitmen Capai Target Pengendalian Perubahan Iklim

Sektor hutan bisa mencapai target pada 2030, tetapi sektor energi masih sangat berat.

Rep: Inas Widyanuratikah / Red: Ratna Puspita
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya
Foto: Kementerian LHK
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mendiskusikan kesiapan Indonesia menjelang perhelatan Conference of Parties (COP) ke-26 United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Ia menjelaskan, Indonesia akan memberikan kontribusi terbaik untuk bersama-sama negara lain mencapai target pengendalian perubahan iklim global. 

Siti menjelaskan langkah-langkah Indonesia berkaitan dengan National Determination Contributions (NDC) Indonesia. Ia menegaskan, dalam penghitungan angka-angka emisi karbon dari segala sektor, sektor hutan Indonesia akan mencapai karbon netral dan menyimpan karbon pada 2030.

Baca Juga

"Pada tahun 2030 Indonesia menargetkan sudah bisa tercapai/netral, bahkan sudah bisa menyimpan karbon sebanyak 140 juta ton khusus dari sektor kehutanan," ujar Siti, dalam keterangannya, Selasa (1/6). 

Kendati demikian, ia mengatakan, saat ini KLHK sedang terus dihitung emisi karbon sektor energi. Di sektor energi, Siti menyebutkan relatif lebih berat karena terdapat kebutuhan akan investasi dan teknologi yang cukup besar serta dukungan kerjasama teknis internasional dan sektor swasta. 

Secara khusus pada pertemuan di kabinet, sudah ada arahan dari Presiden Joko Widodo untuk sektor energi dapat disiapkan peta jalan atau roadmap untuk penurunan emisi dari batubara. Langkah-langkah tersebut yakni pengaturan pabrik PLTU  yang sudah tua dan dilihat hitungan-hitungan besarnya jumlah listrik dalam GWH yang akan  terpengaruh dan harus dihitung dengan baik. 

Menurut dia, ada hak yang harus diperhatikan misalnya ketika sektor energi dapat dipenuhi atau tidak dapat dipenuhi oleh energi terbarukan. Ada angka pemenuhan listrik yang masih sekitar 1040 s/d 1300 KVA per rumah tangga. 

Padahal untuk negara maju, angka KVA per rumah tangga mencapai 3300 hingga 5400 KVA. Upaya pengendalian batubara ini cukup krusial karena mensyaratkan finansial dan teknologi. "Bapak Presiden sudah memerintahkan untuk dibuat road map untuk bagaimana mengurangi PLTU-PLTU yang ditenagai batu bara," kata dia.

Presiden COP 26 Alok Sharma menyatakan ia mengapresiasi semua upaya luar biasa yang telah dilakukan Indonesia dalam pengendalian perubahan Iklim. Kedatangan dirinya ke Indonesia ini untuk lebih memperkuat komitmen Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris dalam mencegah kenaikan suhu bumi di bawah 1,5°C seperti yang disepakati pada Persetujuan Paris tahun 2015 lalu. 

"Saya menyampaikan pesan yang konsisten kepada semua negara tentang apa yang perlu kita capai dalam perjalanan menuju COP26 dan juga dalam KTT yang akan kami selenggarakan lima bulan lagi," ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement