Momen Liburan, Pengguna KRL Yogya-Solo Meningkat
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
KRL komuter Jogja-Solo melintas di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Warga Yogyakarta, Solo, dan sekitarnya kembali memanfaatkan jasa KRL pada libur Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021. Hingga pukul 12.00 WIB, tercatat 3.752 pengguna menggunakan KRL Yogyakarta-Solo naik empat persen hari sebelumnya.
Sejumlah stasiun yang volume penggunanya naik cukup besar antara lain Stasiun Solo Balapan 1.244 pengguna atau naik tujuh persen dari satu hari sebelumnya. Kemudian, Stasiun Tugu Yogyakarta dengan 894 pengguna atau naik 12 persen.
Lalu, Stasiun Purwosari dengan 434 pengguna atau naik delapan persen. Naiknya jumlah pengguna ini sejalan karakteristik pengguna KRL Yogya-Solo yang lebih banyak menggunakan KRL pada akhir pekan dan hari libur dibanding hari kerja.
"Sebelum Ramadhan dan Lebaran, volume pengguna tertinggi akhir pekan pernah mencapai 12 ribu orang dalam satu hari. Pada Ahad (30/5), kami melayani hingga 9.228 pengguna," kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba, Selasa (1/6).
Setiap hari, KAI Commuter menjalankan 20 perjalanan KRL, sesuai izin Kemenhub dalam Grafik Perjalanan Kereta Api 2021. Tapi, ketika ada potensi pengguna meningkat cukup besar, KAI dapat menjalankan dua hingga empat perjalanan KRL.
Bahkan, KAI pernah menjalankan hingga tujuh perjalanan KRL mempertimbangkan kondisi kapasitas stasiun. Untuk antisipasi peningkatan jumlah pengguna KRL, hari ini KAI Commuter menjalankan dua perjalanan KRL tambahan.
Pada 11.20 WIB dari Stasiun Solo Balapan dan 18.30 WIB dari Stasiun Yogyakarta. Sehingga, total hari ini pengguna KRL Yogyakarta-Solo dapat dilayani dengan 22 perjalanan. Saat ini, kata Anne, setidaknya ada 20 perjalanan KRL per hari.
Seluruh rangkaian yang melayani pengguna sudah memakai delapan kereta dalam satu rangkaian agar dapat menjaga jarak sesama pengguna. Sedangkan, kondisi dalam foto yang beredar bisa saja terjadi dalam kereta atau gerbong tertentu. "Tapi, dalam kereta yang lain kondisinya kosong dan lebih lengang," ujar Anne.
Ia berpendapat, kondisi ini karena biasanya pada akhir pekan dan pada hari libur diisi pengguna musiman yang menggunakan kereta dalam rombongan kecil. Serta, rombongan satu keluarga yang tidak mau terpisah selama perjalanan.
Dengan jadwal KRL tambahan dan rangkaian kereta lebih panjang, KAI Commuter mengimbau pengguna dapat merencanakan perjalanannya. Hindari naik kereta yang sudah terisi sesuai kuota, ikuti informasi kepadatan di stasiun real time.
Anne juga mengajak pengguna tetap mengikuti protokol kesehatan dan aturan berlaku di stasiun dan di dalam KRL. Saat padat, KAI Commuter akan melakukan antrean penyekatan stasiun untuk menjaga jumlah pengguna yang dapat naik sesuai kuota.
Seluruh pengguna juga diwajibkan menggunakan masker kesehatan atau masker kain tiga lapis, termasuk anak-anak. Anne menekankan, petugas stasiun dan KRL akan senantiasa aktif berpatroli untuk mengingatkan mengenai penggunaan masker ini.
"Kami juga mengajak pengguna untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum maupun sesudah naik KRL memanfaatkan wastafel tambahan yang tersedia di stasiun," katanya.