REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zein Umar bin Smith menyatakan bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki falsafah negara, Pancasila.
"Pendiri negara ini telah membuat Pancasila sebagai falsafah negara dan dijadikan sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia,"ujar dia kepada Republika.co.id, Selasa (1/6).
Pancasila diawali dengan Ketuhanan yang Maha-Esa, sehingga sudah selayaknya bangsa ini didirikan untuk orang yang beragama apapun agamanya tidak hanya Islam saja. Sebagai umat Islam tentu Pancasila sudah sewajarnya dijadikan pedoman hidup (way of life) karena isi sila pertama itu sama dengan bunyi ayat pertama Al Ikhlas قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha-Esa.
"Ketika orang itu hidup berdasarkan ajaran ketuhanan maka dia akan menjadi manusia yang adil dan beradab,"ujar dia.
Mereka akan saling tolong-menolong karena memiliki sikap ikhwanul basyariyah. Disinilah persatuan bangsa Indonesia terbentuk. Demikian juga adanya musyawarah jika ada satu masalah, ini merupakan turunan dari sila pertama.
Bangsa Indonesia harus memahami sila pertama ini dengan baik dan bukan sekadar dijadikan slogan semata, karena pendiri negara telah sepakat dan juga menjadi mukadimah UUD 1945.
Hanya saja hal yang patuti diperhatikan adalah saat ini ada oknum elite politik yang alegi terhadap agama, tentu bukan mewakili rakyat. Mereka yang terkontaminasi bahaya sosialis berusaha untuk merubah Pancasila menjadi trisila bahkan ekasila.
"Saya harap bangsa Indonesia jangan terpancing bahkan jika ada oknum yang membenturkan Alquran dengan Pancasila. Karena Alquran sudah sejalan dengan isi Pancasila, meski tetap berbeda asal muasalnya,"jelas dia.
Habib Zein juga mengingatkan jangan pernah mempertanyakan rakyat untuk memilih antara kitab suci dan Pancasila. Karena mereka yang beragama apapun akan mendahulukan kitab sucinya karena kitab suci tidak hanya pedoman hidup di dunia, tetapi hingga akhirat.