Rabu 02 Jun 2021 06:13 WIB

Hafal Pancasila, UUD 1945, Lagu Kebangsaan, tapi Korupsi

Gubernur Lemhannas: Saat ini tantangan Pancasila adalah paham radikal dan hoax.

Gubernur Lemhannas Letjen (Purn) Agus Widjojo.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Gubernur Lemhannas Letjen (Purn) Agus Widjojo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letjen (Purn) Agus Widjojo mengingatkan, Pancasila di tengah arus globalisasi harus diajarkan dengan cara 'menginjak bumi'. Tujuannya agar makna yang terkandung di dalam Pancasila bisa lebih mendalam diserap para generasi milenial.

Menurut Agus, membumikan Pancasila adalah tantangan ke depan menghadapi generasi milenial ke bawah yang lebih dekat dengan dunia teknologi ketimbang generasi sebelumnya. Agus menyebut, anak-anak milenial sudah pintar berselancar ke dunia maya mencari literasi dan sudah punya pikiran sendiri untuk masa depan mereka.

"Maka, apa yang bisa diperbaiki pada generasi sebelumnya dan memberikan pegangan pada generasi milenial adalah tantangan bersama seluruh bangsa," kata Agus dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (1/6).

Sebagai pengingat, kata Agus, era dulu di mana semua siswa mampu menghafal Pancasila, UUD 1945, dan menyanyikan lagu kebangsaan, tapi kenyataannya, korupsi di Indonesia masih menempati urutan terakhir. Era di mana nilai-nilai kebangsaan yang dulu sudah digaungkan, sambung dia, sayangnya negeri ini sampai di usia 75 tahun, masih belum beranjak menjadi negara maju.

Agus menambahkan, pada 2021, usia Pancasila sudah mencapai 76 tahun. Selama itu pula, kata dia, perjalanan sebagai ideologi bangsa dan dasar falsafah negara, Pancasila banyak mengalami dinamika. Sejak kelahiran sampai sekarang, menurut Agus, Pancasila sering sekali menghadapi beberapa tantangan yang mengancam eksistensinya.

"Saat ini, tantangan nyata yang dihadapi Pancasila adalah paham-paham radikal yang mudah diakses di internet, merebaknya berita bohong (hoax), merosotnya nilai keadilan di tengah pandemi, bahkan terus berlanjut hingga sekarang," kata mantan komandan Sesko ABRI (sekarang TNI) tersebut.

Agus menyebut, salah satu lembaga negara yang terpanggil mendekatkan anak milenial dengan Pancasila adalah Lemhannas. Pihaknya ingin mengajak ngobrol dengan mereka melalui daring dan bertemu kalangan milenial dari seluruh Indonesia.

"Karena anak milenial umumnya dekat dunia digital maka, pendekatannya pun melalui era digital. Lembaga ini ingin ngobrol langsung dengan anak-anak milenial ini, sebenarnya apa yang ada di benak mereka tentang Pancasila. Samakah dengan generasi lanjut usia? Jika berbeda bagaimana menjembataninya?" ucap Agus.

Salah satu strategi yang ditempuh Lemhannas menanamkan nilai-nilai Pancasila melalui acara 'Gebyar Wawasan Kebangsaan #GueCintaPancasila'. Acara itu sebagai bentuk peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 1945.

Acara secara daring tersebut digelar Lemhannas bekerja sama dengan stasiun televisi swasta pada Rabu (2/6). Selain Agus, acara tersebut menghadirkan narasumber sejarawan Anhar Gonggong dan Digital Creator Social Media Influencer Sherly Annavita Rahmi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement

Komentar

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement