REPUBLIKA.CO.ID, SANA'A -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan memulai vaksinasi Covid-19 di Yaman utara, atau di wilayah kekuasaan Houthi pada pekan depan. Otoritas Houthi mengabaikan dampak pandemi, dan sebagian besar menyangkal adanya wabah di Yaman.
Perwakilan WHO di Yaman, Adham Abdel-Moneim mengatakan, 10 ribu dosis vaksin tiba di bandara Sanaa pada Senin (31/5). Vaksin tersebut telah dimasukkan ke dalam wadah pendingin atau cold storage.
Abdel-Moneim mengatakan, untuk tahap awal suntikan vaksin Covid-19 akan diprioritaskan bagi petugas kesehatan. Mulai minggu depan petugas medis akan mendapatkan vaksinasi di Kementerian Kesehatan di Sana'a, dan berada di bawah kendali serta manajemen WHO.
Kampanye vaksinasi Covid-19 di Yaman dimulai di wilayah yang dikuasai pemerintah pada 20 April. Yaman menerima pengiriman pertama sebanyak 360 ribu dosis vaksin AstraZeneca melalui skema Covax.
Sebanyak 10 ribu dosis vaksin yang ditujukan untuk daerah-daerah yang dikuasai Houthi masih belum didistribusikan. Mereka telah terjebak dalam perselisihan antara berbagai tentang bagaimana vaksin akan diberikan.
Komite darurat virus corona dari pemerintah yang diakui secara internasional, yang berbasis di Yaman selatan, telah mencatat 6.742 infeksi virus corona dan 1.321 kematian. Angka kasus virus corona yang sebenarnya bisa lebih tinggi karena pengujian dan pelaporan yang terbatas.