REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, karena Surabaya, Jawa Timur, tergolong sebagai kota jasa, maka harus ada tempat-tempat strategis untuk bisa menggerakkan ekonomi.
Eri mengatakan, menggerakkan ekonomi masyarakat tak hanya dilakukan dengan cara memberikan peluang bagi investor besar. Tapi juga harus bisa menggerakan pelaku usaha kecil.
"Ekonomi tidak hanya kita memberikan peluang kepada investor yang besar-besar. Tapi, bagaimana menggerakkan ekonomi ini juga bisa dari UMKM yang kita bina. Inilah wajah Kota Surabaya," kata Eri, Rabu (2/6).
Eri berpendapat, langkah yang harus dilakukan adalah bagaimana menciptakan sebuah tempat baru di Surabaya yang bisa bermanfaat dan memberikan pengaruh besar bagi pelaku UMKM. Artinya, tempat tersebut sebagai salah satu bentuk investasi yang dapat berpenharuh terhadap kesejahteraan ekonomi masyarakat.
"Bukan infrastruktur yang memang harus tampak tetapi tidak langsung menyentuh ke masyarakat. Tapi, kita harus membuat sesuatu yang baru, investasi yang baru dan itu bisa menarik masyarakat yang bekerja di sana," ujar Eri.
Eri melanjutkan, untuk mewujudkan terobosan tersebut, dibutuhkan sebuah akses dukungan transportasi. Maka dari itu, kata dia, Pemkot Surabaya saat ini tengah fokus menyediakan akses transportasi massal.
Eri menambahkan, terobosan lain yang sedang disiapkan adalah bagaimana menyiapkan sebuah tempat yang dapat menjadi pusat jujukan kegiatan masyarakat. Misalnya, dalam bidang olahraga, lokasi yang dipilih adalah kompleks Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).
Di kompleks tersebut, kata dia, harus ada beberapa variable pendukung. Seperti, untuk lintasan lari atau fasilitas olahraga pendukung lainnya. Maka, secara otomatis di kompleks tersebut juga terbentuk rumah-rumah makan serta kafe.
"Wajah Surabaya akan kita ubah seperti itu. Jadi investasi yang masuk, sesuatu yang dibangun oleh pemerintah itu adalah yang bisa menunjukkan bahwa warga Surabaya tidak ada lagi yang tidak bisa bekerja," kata dia.
Selain itu, salah satu fokus rencana ke depan adalah berkaitan dengan restorasi pasar tradisional. Rencananya, di 2022, Pemkot Surabaya memiliki rencana untuk menjadikan beberapa pasar sebagai percontohan prioritas.
"Jadi dia (pasar) tetap menjual kebutuhan pokok, sayur, beras, dan sebagainya. Tapi bentuknya dia menjadi pasar yang bersih, kayak supermarket, ada trolinya. Itu sedang kita bentuk sekarang," ujarnya.