REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, proses restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) telah mendekati tahap final. Erick menyebut, jumlah peserta asuransi Jiwasraya yang mengikuti program restrukturisasi polis mengalami peningkatan yang signifikan.
"Alhamdulillah, sudah ada persetujuan hampir 98 persen yang sudah setujui restrukturisasi. Maaf, di sini kami, BUMN, komisaris, direksi Jiwasraya kita berbuat yang terbaik mencari solusi yang ini sebelumnya sudah jadi problem jauh sebelum kami memimpin," ujar Erick saat jumpa pers di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6).
Erick mengatakan, pemegang polis kategori korporasi yang telah mengikuti program restrukturisasi polis Jiwasraya tercatat telah mencapai sekitar 98 persen atau 2.088 polis dari total 2.127 polis korporasi.
Sedangkan, untuk pemegang polis ritel yang telah mengikuti program ini, jumlahnya sudah menyentuh angka 94 persen atau 156.075 polis dari total 166.710 polis. Sementara untuk pemegang polis kategori bancassurance, angkanya sudah mencapai 96 persen atau 16.748 polis dari total 17.459 polis.
Erick menegaskan, upaya penyelamatan dana nasabah Jiwasraya merupakan kerja sama banyak pihak yang dilakukan secara transparan, mulai dari Kementerian Keuangan, Jaksa Agung, Kemenpolhukam, hingga DPR. Erick mengatakan, Kementerian BUMN dan manajemen Jiwasraya saat ini tengah melakukan perbaikan dan menghentikan segala macam bentuk penipuan yang ada di Jiwasraya pada masa lampau.
"Masak kita membiarkan namanya perampokan di dalam pensiunan, mana hati nurani kita. Kita ini bukan bagian yang merampok, kita bagian yang ingin membersihkan dan menyetop perampokan pensiunan-pensiunan dan ini kita tidak setop di sini," ucap Erick.
Erick mengatakan, langkah tegas ini tidak akan berhenti pada Jiwasraya. Kementerian BUMN juga melakukan hal serupa terhadap PT Asabri (Persero) dan juga dan pensiun BUMN ke depan.
"Sekarang kita akan rapikan dana pensiun BUMN yang kemarin beberapa kali dirampok. Ini bagian dari bersih-bersih yang kita lakukan, ini bukan arogansi, tapi empati dan keberpihakan yang kita harus lakukan, perampokan-perampokan pada pensiunan harus disetop, kasihan yang sudah kerja puluhan tahun uangnya hilang," kata Erick.