Rabu 02 Jun 2021 14:11 WIB

Pandemi Buat 400 Ribu Orang di Israel Kehilangan Pekerjaan

Pembatasan yang diterapkan terkait pandemi sebabkan 400 ribu orang menganggur

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Warga Palestina melintasi pagar keamanan Israel ke daerah Israel dekat kota Hebron, Tepi Barat, Ahad (31/1/2021). Pekerja Palestina memasuki Israel meskipun ada larangan masuk di tengah kekhawatiran atas penyebaran virus korona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID- 19.
Foto: EPA-EFE/ABED AL HASHLAMOUN
Warga Palestina melintasi pagar keamanan Israel ke daerah Israel dekat kota Hebron, Tepi Barat, Ahad (31/1/2021). Pekerja Palestina memasuki Israel meskipun ada larangan masuk di tengah kekhawatiran atas penyebaran virus korona SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID- 19.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Sekitar 400 ribu orang di Israel saat ini tidak memiliki pekerjaan karena pembatasan yang diterapkan terkait virus corona. Hal ini diungkapkan dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Biro Pusat Statistik (CBS) Israel, Selasa (1/6).

CBS melaporkan pada paruh pertama Mei 2021, sebanyak 398.600 orang tidak bekerja karena pemecatan atau penutupan tempat kerja yang dimulai Maret 2020. Sedangkan para pekerja kontrak tidak pergi ke tempat kerja mereka, karena alasan yang berkaitan dengan pandemi virus corona. Pekerja kontrak berjumlah 9,6 persen dari angkatan kerja Israel.

Baca Juga

"Sekitar 267.500 orang untuk sementara tidak masuk kerja sepanjang pekan karena alasan yang berkaitan dengan pandemi virus corona," ujar pernyataan CBS dilansir Middle East Monitor, Rabu (2/6).

Secara total, lima persen atau 198.600 orang dari angkatan kerja Israel menganggur. Jumlah tersebut cenderung menurun dibandingkan pada April ketika angkanya mencapai 218.700 atau sebesar 5,3 persen.

Arab48 melaporkan Direktur Jenderal National Insurance Institute Meir Spiegler mengatakan, puluhan ribu karyawan menghadapi kesulitan untuk kembali bekerja karena penutupan industri pariwisata dan penerbangan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement