Rabu 02 Jun 2021 15:01 WIB

Alasan Skincare Lokal tak Kalah Saing dengan Produk Impor

Produk skincare didesain sesuai karakter negara produsennya.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Produk skincare lokal (ilustrasi).
Produk skincare lokal (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 membuat banyak orang ragu untuk pergi ke salon kecantikan. Orang-orang kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. 

Skincare enthusiast, Danang Wisnu, mengatakan meski lebih sering berada di rumah, merawat kulit tetap perlu dilakukan. Paling tidak, jangan mengabaikan perawatan dasar kulit yakni membersihkan, melembapkan, dan melindungi.

"Sekalipun berada di rumah, kulit tetap bisa terpapar debu dan sinar matahari, dan bisa menjadi kering, apalagi terus-menerus berada di ruangan berpendingin udara," kata Danang, baru-baru ini.

Ada banyak produk perawatan kulit yang bisa dipilih, termasuk produk lokal. Produk lokal dinilai lebih ramah lingkungan dibandingkan produk impor. Sebab, jalur distribusinya pendek dan tidak menghasilkan terlalu banyak emisi karbon yang berpotensi menyebabkan krisis iklim.

Terdapat beberapa alasan mengapa skincare lokal tak kalah saing dengan produk impor, di antaranya yakni:

1. Cocok untuk kulit orang Indonesia

Dari pengamatan dan pengalaman Danang, produk skincare didesain sesuai karakter negara produsennya. Misalnya, produk skincare dari Eropa akan fokus pada perawatan pada iklim empat musim.

"Untuk produk skincare buatan Indonesia, riset dan proses produksinya pasti dilakukan di sini, produknya dites pada orang Indonesia, dan sebagian besar bahan merupakan bahan lokal. Jadi, produknya akan lebih aman, lebih cocok untuk kulit orang Indonesia, dan lebih minim efek samping," ujar Danang.

2. Aroma dan teksturnya pas

Konsumen China menekankan pentingnya produk perawatan yang menggunakan ramuan tradisional China. Mereka tidak lagi terobsesi pada apa pun yang diberi label asing dan lebih percaya diri terhadap budaya mereka sendiri.

Begitu juga dengan Indonesia. Produk skincare buatan Indonesia cenderung disukai pasar domestik, karena dirancang sesuai iklim tropis.

Danang membandingkan antara produk lokal dan produk Eropa. Menurut dia, tekstur produk lokal cenderung ringan, cocok untuk orang yang tinggal di negara tropis, sementara produk Eropa terasa terlalu berat dan membuat kulit jadi tidak nyaman.

"Selain itu, aroma produk Eropa sering kali terlalu tajam, sedangkan aroma produk lokal lebih pas dengan selera kita," kata Danang.

Sudah banyak produk lokal yang menggunakan bahan lokal sebagai penambah aroma. Misalnya, kopi yang sekarang dipakai sebagai bahan scrub. "Selain kulit mendapat tambahan antioksidan, aroma kopi juga enak banget ketika dihirup," ujarnya. 

3. Harga terjangkau

Dibandingkan produk impor, harga produk lokal jauh lebih terjangkau karena menggunakan bahan lokal dan diproduksi secara lokal juga. Meskipun begitu, Danang menyebut harga produk lokal beragam. Tidak bisa disangkal, harga tidak bohong. Artinya, produk lokal dengan harga lebih mahal punya kualitas yang lebih baik dibandingkan produk lokal berharga murah.

"Katakanlah untuk produk vitamin C. Teksturnya, mixing-nya, dan layering-nya pasti terasa berbeda," kata dia.

Danang menyebut, yang penting produk itu aman, ditandai dengan adanya izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement