Rabu 02 Jun 2021 16:22 WIB

Menteri ESDM Kurangi Kuota Bensin di Jawa Madura Bali

Pemerintah kurangi stok bensin diganti pertalite karena alasan emisi lingkungan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6). Rapat kerja tersebut membahas Asumsi Dasar Makro Sektor ESDM RAPBN Tahun Anggaran 2021, Penetapan Asumsi Dasar Makro Sektor ESDM RAPBN Tahun Anggaran 2021 dan Pengantar Pagu Indikatif RKP K/L dan RKA K/L Tahun Anggaran 2022.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/6). Rapat kerja tersebut membahas Asumsi Dasar Makro Sektor ESDM RAPBN Tahun Anggaran 2021, Penetapan Asumsi Dasar Makro Sektor ESDM RAPBN Tahun Anggaran 2021 dan Pengantar Pagu Indikatif RKP K/L dan RKA K/L Tahun Anggaran 2022.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO. JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis premium atau populer disebut bensi, di Pulau Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) akan dikurangi. Informasi tersebut disampaikan Arifin saat menjawab pertanyaan anggota Komisi VII DPR Mulyanto dalam rapat kerja di Senayan, Jakarta, Rabu (2/6).

Dalam raker di kompleks Parlemen, Mulyanto menanyaka,n apakah BBM premium akan resmi dihapus. Pasalnya, ia tidak melihat BBM jenis tersebut dalam daftar subsidi tahun 2022. "Premium apakah resmi dihapus di 2022 karena tidak ada di daftar subsidi?" kata Mulyanto.

Menjawab pertanyaan Mulyanto, Arifin mengatakan, kuota premium memang dikurangi, khusus di wilayah Jamali karena alasan lingkungan. "Jadi untuk premium ini, memang disebabkan oleh masalah emisi, memang akan dikurangi di daerah Jamali, Jawa-Madura-Bali, sementara di luar Jamali masih tetap dilakukan suplai Premium," kata Arifin.

Sebagai gantinya, menurut dia, untuk wilayah Jamali, pemerintah menyediakan stok pertalite yang dinilai lebih ramah lingkungan. "Sebagai gantinya, untuk Jamali ini masuk pertalite karena pertalite ini lebih ramah lingkungan," kata Arifin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement