REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahceli mengkritik pernyataan imam Hagia Sophia, Selasa (1/6) waktu setempat. Dia mengatakan, intoleransi terhadap Mustafa Kemal Ataturk adalah intoleransi terhadap Republik Turki.
"Semua orang harus tahu bahwa Gazi Mustafa Kemal Ataturk adalah milik kita dan garis merah bangsa kita. Dia adalah presiden pertama kita dan pemimpin Perang Kemerdekaan. Setiap orang yang memiliki iman dan kasih sayang wajib menghormatinya," kata Bahceli, berbicara pada pertemuan kelompok parlementer partainya dikutip laman Hurriyet Daily News, Rabu (2/5).
Dia menegaskan bahwa setiap generasi dan setiap anak Turki memiliki tugas memperingati Ataruk dengan kebaikan dan rasa hormat dan tetap setia pada jalannya. "Saya memperingatkan para pemilik ambisi untuk melepaskan tangan Anda dari Ataturk, menarik kembali tuduhan Anda dan membungkam lidah Anda," kata dia.
Bahceli menegaskan jika untuk memusuhi Ataturk dengan dogma ideologis, kefanatikan primitif dan prasangka tajam, maka yang muncul adalah bentuk pengkhianatan, bukan untuk bangsa. "Jangan ada yang berani menyakiti persatuan bangsa kita dan merendahkan tokoh-tokoh sejarah kita dengan khotbah-khotbahnya," katanya sambil melanjutkan bahwa pernyataan-pernyataan itu juga ditanamkan ke Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa.
Pernyataannya muncul setelah pernyataan kontroversial tentang Ataturk, pendiri Republik Turki, oleh seorang imam di Masjid Agung Hagia Sophia pekan lalu. "Siapa yang bisa lebih kejam, lebih kafir dari mereka," kata Mustafa Demirkan, imam Hagia Sophia, pekan lalu dalam upacara yang juga dihadiri Presiden Recep Tayyip Erdogan.