REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Komisi Eropa menyetujui program bantuan senilai 800 juta euro (979 jut dolar) untuk industri pariwisata Yunani yang terkena dampak pandemi Covid-19.

Skema tersebut disetujui di bawah aturan bantuan negara UE dan berdasarkan kerangka kerja sementara untuk dukungan negara-negara anggota UE.

“Skema bantuan ini akan memfasilitasi akses likuiditas bagi perusahaan yang aktif di sektor pariwisata. Mereka sangat terpukul oleh pandemi dan skema ini akan membantu keberlanjutan aktivitas ekonomi mereka di masa-masa sulit ini,” kata Wakil Presiden UE Margrethe Vestager, Selasa (1/6).

Pariwisata adalah sektor terpenting Yunani yang mencakup lebih dari 20 persen dari produk domestik brutonya.

Bulan lalu, Menteri Pariwisata Harry Theocharis mengumumkan kampanye promosi pariwisata dengan meluncurkan slogan "Yang Anda inginkan adalah Yunani".

Persyaratan perjalanan

Menurut aturan perjalanan terbaru, semua wisatawan dari negara-negara UE dan wilayah Schengen, AS, Inggris, Israel, Serbia, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Australia, Korea Selatan, Thailand, Rwanda, Singapura, Rusia, Makedonia Utara, Kanada, Belarusia, Bahrain, Qatar, China, Kuwait, Ukraina, Bosnia dan Herzegovina, dan Arab Saudi diizinkan masuk ke Yunani tanpa perlu menjalani karantina. Namun, mereka wajib memberikan bukti sertifikat vaksinasi Covid-19 atau hasil tes PCR negatif yang diambil hingga 72 jam sebelum kedatangan mereka.

Selain itu, pengunjung juga dapat menjalani rapid test di titik masuk negara. Bagi siapa pun yang menunjukkan hasil positif akan diminta untuk karantina di hotel-hotel tertentu yang sudah ditunjuk oleh otoritas Yunani.

Sementara itu, kasus Covid-19 di Yunani terus menunjukkan penurunan. Sejauh ini, Yunani mencatat total infeksi 402.306 sejak dimulainya pandemi, termasuk 12.095 kematian.

Ikuti Whatsapp Channel Republika