Rabu 02 Jun 2021 20:20 WIB

Upaya Mengangkat Kembali Nama Batik Sukapura

Batik sukapura adalah salah satu harta karun Jabar yang selama ini tersembunyi.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Fuji Pratiwi
Sejumlah perajin melakukan proses pembuatan Batik Sukapura di Desa Janggala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (31/5). Batik Sukapura yang merupakan khas Tasikmalaya memiliki ciri warna merah, putih, dan biru.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sejumlah perajin melakukan proses pembuatan Batik Sukapura di Desa Janggala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (31/5). Batik Sukapura yang merupakan khas Tasikmalaya memiliki ciri warna merah, putih, dan biru.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Bank Indonesia (BI) mencoba mengangkat kembali produk budaya asal Tasikmalaya, Jawa Barat, batik sukapura. Industri batik dinilai dapat mendorong perekonomian Indonesia secara nasional. Sementara, selama ini batik sukapura justru belum banyak dikenal masyarakat luas.

Kepala Perwakilan BI Jawa Barat (Jabar) Herawanto mengatakan, selama ini keberadaan batik sukapura dinilai tersembunyi. Padahal, industri batik memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian jika dikembangkan.

Baca Juga

"Ini adalah bagian dari harta karun perbatikan di Jabar yang selama ini tersembunyi. Ini harus kita angkat," kata Herawanto di Tasikmalaya, Senin (31/5).

Pengembangan batik sukapura dilakukan dengan penyediaan sarana dan prasarana produksi yang memadai. Sejak 2019, BI memberikan bantuan berupa peralatan produksi seperti canting, kompor, wajan, dan lain-lain. Selanjutnya, pada 2021 ini, BI memberikan bantuan rumah produksi batik sukapura untuk mendukung pengembangan usaha sebagai salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya dan Jabar.

Herawanto menambahkan, pihaknya juga membuat pelatihan kepad para perajin batik sukapura dengan mengundang para pakar. Dengan begitu, para perajin batik di Tasikmalaya bisa terus menghasilkan karya yang kekinian, sesuai dengan perkembangan zaman.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement