REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Bank Indonesia (BI) mencoba mengangkat kembali produk budaya asal Tasikmalaya, Jawa Barat, batik sukapura. Industri batik dinilai dapat mendorong perekonomian Indonesia secara nasional. Sementara, selama ini batik sukapura justru belum banyak dikenal masyarakat luas.
Kepala Perwakilan BI Jawa Barat (Jabar) Herawanto mengatakan, selama ini keberadaan batik sukapura dinilai tersembunyi. Padahal, industri batik memiliki potensi besar untuk meningkatkan perekonomian jika dikembangkan.
"Ini adalah bagian dari harta karun perbatikan di Jabar yang selama ini tersembunyi. Ini harus kita angkat," kata Herawanto di Tasikmalaya, Senin (31/5).
Pengembangan batik sukapura dilakukan dengan penyediaan sarana dan prasarana produksi yang memadai. Sejak 2019, BI memberikan bantuan berupa peralatan produksi seperti canting, kompor, wajan, dan lain-lain. Selanjutnya, pada 2021 ini, BI memberikan bantuan rumah produksi batik sukapura untuk mendukung pengembangan usaha sebagai salah satu kontributor pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tasikmalaya dan Jabar.
Herawanto menambahkan, pihaknya juga membuat pelatihan kepad para perajin batik sukapura dengan mengundang para pakar. Dengan begitu, para perajin batik di Tasikmalaya bisa terus menghasilkan karya yang kekinian, sesuai dengan perkembangan zaman.