REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Produksi batik sukapura terbilang terbatas akibat sedikitnya jumlah perajin. Anak muda diharapkan tertarik membatik agar ada regenerasi perajin batik asal Tasikmalaya itu.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Mohamad Zen mengatakan, volume produksi batik sukapura saat ini masih sangat kecil. Dalam sebulan, para perajin yang tergabung dalam Kelompok Batik Tulis Karuhun Sukapura hanya bisa memproduksi 25-30 helai kain batik.
Menurut Zen, harus ada upaya untuk mengajak generasi muda membatik. "Kita ingin adanya regenerasi. Karena sekarang perajin di sini hanya tinggal 30 orang," kata dia di Tasikmalaya, Rabu (2/6).
Ketua Kelompok Batik Tulis Karuhun Sukapura Edang Ramdhani menjelaskan, perajin batik sukapura yang masih ada notabene sudah tua. Tak ada lagi regenerasi ke anak muda.
Namun atas inisiatif Bank Indonesia (BI), dua tahun silam para perajin batik sukapura sepakat untuk membuat kelompok batik tulis. Tujuannya tak lain untuk melestarikan keberadaan batik sukapura melalui proses regenarasi dan mengangkat perekonomian masyarakat sekitar.
"Sekarang sudah ada 30 orang dalam kelompok ini, dari sebelumnya hanya sekitar 20 orang. Sudah mulai ada regenerasi," kata Endang.
Untuk terus melakukan regenerasi perajin batik, kelompok itu juga bekerja sama dengan SMK yang berada di Desa Janggala untuk mengirimkan para siswa praktik kerja lapangan bersama para perajin batik sukapura. Dengan harapan, akan muncul generasi penerus perajin batik.