REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengatakan, ada dua kalimat yang menjadi sumber kemerosotan akhlak dan kekacauan dalam kehidupan sosial umat manusia.
Keduanya telah Said Nursi jelaskan saat membandingkan antara peradaban modern dan ketetapan Alquran.
Dalam bukunya yang berjudul "Risalah Ikhlas dan Ukhuwah", Said Nursi menjelaskan bahwa dua kalimat yang menjadi penyakit sosial tersebut adalah “Yang penting aku kenyang, tidak peduli yang lain mati kelaparan" dan “Anda bekerja, saya makan.”
Menurut Nursi, yang membuat kedua kalimat tersebut tetap eksis dan tumbuh subur adalah tersebarnya riba dan tidak ditunaikannya zakat. "Adapun solusi satu-satunya dan obat yang ampuh untuk kedua penyakit sosial tersebut adalah penerapan kewajiban membayar zakat kepada masyarakat secara umum dan pengharaman riba," kata Nursi.
Jika zakat tidak ditunaikan, menurut dia, maka akan terjadi kezaliman dari kalangan kaya terhadap kalangan miskin. Sebagai akibatnya, akan timbul kedengkian dan pembangkangan dari kalangan miskin terhadap kalangan kaya.
Akhirnya, lanjut dia, kedua kalangan tersebut senantiasa berada dalam konflik permanen. Keduanya terus berada dalam perselisihan yang sengit sehingga secara bertahap mengarah pada benturan nyata dan konfrontasi di seputar pekerjaan dan kapital, seperti yang terjadi di Rusia.
Sebagai informasi, Badiuzzaman berarti keajaiban zaman. Gelar itu ditabalkan sejarah kepada Said Nursi sebayai ulama terkemuka dari Turki. Ia juga dikenal sebagai salah seorang pemikir Islam yang paling cemerlang di zaman modern. Secara konsisten, Said Nursi memperjuangkan gagasannya yang menjadikan Islam sebagai agama yang dinamis di dunia modern.