Rabu 02 Jun 2021 23:32 WIB

Pelaku Pariwisata Bali Didorong Optimalkan Pasar Domestik

Setiap tahun, tercatat 11 hingga 12 juta orang Indonesia berwisata ke luar negeri.

Pantai Tanah Lot menjadi salah satu wisata di Bali. Pemprov Bali mendorong pelaku pariwisata lebih optimal menggarap pasar wisatawan domestik (ilustrasi).
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Pantai Tanah Lot menjadi salah satu wisata di Bali. Pemprov Bali mendorong pelaku pariwisata lebih optimal menggarap pasar wisatawan domestik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR -- Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, mendorong pelaku pariwisata lebih optimal menggarap pasar wisatawan domestik. Terutama, di tengah perkembangan kasus pandemi Covid-19 di luar negeri yang masih fluktuatif.

"Merujuk pada data, setiap tahunnya tercatat 11 hingga 12 juta orang Indonesia berwisata ke luar negeri. Kalau setengahnya saja bisa kami garap, ini akan berdampak positif bagi pemulihan sektor pariwisata," kata Wagub Bali di Denpasar, Rabu (2/6).

Dia mengajak jajaran BPPD bersatu membuat terobosan dalam menggarap wisatawan domestik. Menurut dia, optimisme pelaku pariwisata perlu dijaga. "Semangat mereka tak boleh padam. Jika semangat mereka sampai padam, akan terjadi kerusakan permanen yang akan sangat sulit diperbaiki," kata pria yang biasa disapa Cok Ace itu.

Dia berharap, kunjungan sejumlah menteri ke Pulau Dewata untuk melihat langsung kondisi setempat, menjadi angin segar bagi pariwisata Bali, khususnya dalam menggenjot pasar domestik. Masih terkait dengan upaya pemulihan pariwisata Bali, Kemenko Kemaritiman dan Investasi pun juga mengagas program Work from Bali.

Kendati belum signifikan berpengaruh pada tingkat hunian kamar hotel di Bali yang jumlahnya mencapai 150 ribu, menurutnya upaya ini patut diapresiasi. "Paling tidak, tunjukkan kepada wisatawan bahwa Bali masih nyaman untuk dikunjungi. Ini penting untuk memulihkan kepercayaan wisatawan, khususnya domestik," kata pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.

Dalam kesempatan itu, Cok Ace mengajak Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) se-Indonesia bersinergi dalam upaya pemulihan pariwisata yang terpuruk di tengah pandemi Covid-19. "Pandemi tak hanya menimbulkan dampak bagi sektor kesehatan, namun berimbas pula pada bidang ekonomi, sosial budaya hingga keamanan," ujarnya.

Menggarisbawahi bidang ekonomi, Cok Ace menyebut Bali mengalami dampak paling parah karena pertumbuhan ekonominya sangat bergantung pada sektor pariwisata yang terpuruk di tengah pandemi. Hingga triwulan I 2021, pertumbuhan ekonomi Bali masih mengalami kontraksi sebesar minus 9,85 persen, meskipun sudah sedikit melandai dibandingkan triwulan IV-2020 sebesar minus 12,21 persen.

Di sisi lain, merujuk hasil survei Kementerian Kesehatan, Bali dinobatkan sebagai provinsi paling taat pakai masker. Selain peningkatan disiplin penerapan protokol kesehatan, Bali juga menggenjot program vaksinasi Covid-19 yang mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement