Kamis 03 Jun 2021 05:58 WIB

Dialog Antara Allah SWT, Orang Kafir, dan Munafik di Akhirat

Allah SWT memberikan bukti ketidakimanan orang kafir dan munafik.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Allah SWT memberikan bukti ketidakimanan orang kafir dan munafik. Ilustrasi Neraka
Foto: Pixabay
Allah SWT memberikan bukti ketidakimanan orang kafir dan munafik. Ilustrasi Neraka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Suatu hari, Rasulullah SAW bertemu dengan sejumlah sahabat beliau di Masjid Nabawi Madinah untuk membahas berbagai hal. Masjid ketika itu menjadi tempat musyawarah untuk kepentingan agama. 

Kesempatan itu, kata Ahmad Rof'i Usmani "Pesona Ibadah Nabi Shalat, Zakat, Puasa Haji" digunakan salah seorang di antara mereka untuk bertanya. Ini sebagaimana riwayat Abu Said al Khudri, dan sejumlah sahabat yang dinukilkan Imam Muslim. 

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رضي الله عنه: أَنَّ نَاساً فِي زَمَنِ رَسُولِ اللّهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللّهِ! هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ قَالَ رَسُولُ اللّهِ صلى الله عليه وسلم: "نَعَمْ". قَالَ: "هَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ بِالظَّهِيرَةِ صَحْواً لَيْسَ مَعَهَا سَحَابٌ؟ وَهَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ صَحْواً لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ؟" قَالُوا: لاَ. يَا رَسُولَ اللّهِ! قَالَ: "مَا تُضَارَّونَ فِي رُؤْيَةِ الله تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلاَّ كَمَا تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَ

قَالَ: فَيَلْقَىٰ الْعَبْدَ فَيَقُولُ: أَيْ فُلْ أَلَمْ أُكْرِمْكَ، وَأُسَوِّدْكَ، وَأُزَوِّجْكَ، وَأُسَخِّرْ لَكَ الْخَيْلَ وَالإِبِلَ، وَأَذَرْكَ تَرْأَسُ وَتَرْبَعُ؟ فَيَقُولُ: بَلَىٰ. قَالَ فَيَقُولُ: أَفَظَنَنْتَ أَنَّكَ مُلاَقِيَّ؟ فَيَقُولُ: لاَ. فَيَقُولُ: فَإِنِّي أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيتَنِي. ثُمَّ يَلْقَىٰ الثَّانِي فَيَقُولُ: أَيْ فُلْ أَلَمْ أُكْرِمْكَ، وَأُسَوِّدْكَ، وَأُزَوِّجْكَ، وَأُسَخِّرْ لَكَ الْخَيْلَ، وَالإِبِلَ، وَأَذَرْكَ تَرْأَسُ وَتَرْبَعُ؟ فَيَقُولُ: بَلَىٰ. أَيْ رَبِّ فَيَقُولُ: أَفَظَنَنْتَ أَنَّكَ مُلاَقِيَّ؟ فَيَقُولُ: لاَ. فَيَقُولُ: فَإِنِّي أَنْسَاكَ كَمَا نَسِيتَنِي. ثُمَّ يَلْقَىٰ الثَّالِثَ فَيَقُولُ لَهُ مِثْلَ ذٰلِكَ. فَيَقُولُ: يَا رَبِّ آمَنْتُ بِكَ وَبِكِتَابِكَ وَبِرُسُلِكَ وَصَلَّيْتُ وَصُمْتُ وَتَصَدَّقْتُ. وَيُثْنِي بِخَيْرٍ مَا اسْتَطَاعَ. فَيَقُولُ: هَـٰهُنَا إِذاً. قَالَ: ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: الآنَ نَبْعَثُ شَاهِدَنَا عَلَيْكَ. وَيَتَفَكَّرُ فِي نَفْسِهِ: مَنْ ذَا الَّذِي يَشْهَدُ عَلَيَّ؟ فَيُخْتَمُ عَلَىٰ فِيهِ. وَيُقَالُ لِفَخِذِهِ وَلَحْمِهِ وَعِظَامِهِ: انْطِقِي. فَتَنْطِقُ فَخِذُهُ وَلَحْمُهُ وَعِظَامُهُ بِعَمَلِهِ. وَذٰلِكَ لِيُعْذِرَ مِنْ نَفْسِهِ. وَذٰلِكَ الْمُنَافِقُ. وَذٰلِكَ الَّذِي يَسْخَطُ اللّهُ عَلَيْهِ

"Wahai Rasul! Apakah kita, pada hari kiamat kelak, bisa melihat Tuhan kita?" "Apakah kalian tidak merasa silau melihat matahari pada siang hari tanpa awan?" Beliau balik bertanya. 

"Tidak wahai Rasulullah.” Jawab para sahabat yang ada di situ. "Apakah kalian tidak merasa silau melihat bulan purnama tanpa awan?" Tanya beliau selanjutnya.  

“Tidak, wahai Rasulullah!" Jawab mereka serempak. "Demi Allah yang menguasai diriku," ucap beliau, "Kalian kelak tidak akan merasa silau melihat Allah SWT seperti ketika melihat matahari atau bulan purnama." 

Sejenak Rasulullah SAW berhenti berbicara. Beberapa saat kemudian beliau melanjutkan ucapannya, "Kelak Allah SWT akan menemui seorang kafir, lalu Allah bertanya kepadanya hai fulan? Tidakkah ketika di dunia, aku telah memuliakanmu, menjadikanmu sebagai orang yang terhormat, menundukkan kuda dan unta untukmu, juga telah diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin dan hidup dalam kesenangan?" 

“Memang benar, wahai Tuhan!" Jawab orang itu. Lalu Allah kembali mengatakan, "Apakah ketika dunia engkau percaya bahwa engkau akan menemui-Ku?" "Tidak! Jawab orang itu. “Kini, Aku biarkan engkau tanpa Rahmat-Ku sebagaimana engkau telah melupakan-Ku ketika engkau hidup di dunia! Firman Allah kepada orang itu. 

Kemudian, kata Rasulullah, Allah menemui seorang kafir lain, lalu bertanya kepadanya. "Wahai fulan! Tidakah ketika dunia, aku telah memuliakanmu dan memberimu jodoh, menundukkan kuda dan unta untukmu, juga telah Aku berikan kesempatan untuk menjadi pemimpin dan hidup dalam kesenangan? 

"Memang benar, Wahai Tuhanku! Jawab orang itu. Apakah ketika di dunia engkau percaya bahwa engkau akan bertemu denganku?" Tanya Allah selanjutnya. "Tidak!" Jawab orang itu. Kini kubiarkan engkau tanpa rahmat-Ku sebagaimana engkau telah melupakanku ketika engkau hidup di dunia." Firman Allah kepada orang itu. 

Setelah itu, malah menemui seorang munafik dan mengajukan pertanyaan seperti apa yang ditanyakan. Orang munafik itu menjawab. "Wahai Tuhan! Aku dulu di dunia beriman kepada-Mu kepada Kitab-Mu, kepada para Rasul-Mu dan aku juga melaksanakan sholat, puasa, zakat, serta memuji-Mu sebaik mungkin!"

Allah SWT berfirman, "Tetaplah engkau di sini! Kami pasti mendatangkan saksi Kami kemari!” Perintah Allah. 

"Siapa yang akan menjadi saksiku?” Gumam orang munafik itu. Lalu Allah kemudian mengunci mulut orang munafik itu kemudian memerintahkan pada paha, daging, dan tulang orang munafik itu. "Bicaralah!" kata Allah. "Maka, paha, daging dan tulang orang munafik itu menuturkan. Perbuatannya sehingga dia tidak bisa berkutik. Itulah orang munafik yang dimurkai Allah! "  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement