Kamis 03 Jun 2021 06:38 WIB

IPB dan Bupati Segera Realisasikan DDP di Seluruh Gianyar

Rektor IPB Uiversity: Revolusi berangkat dari desa, revolusi dari bawah.

Rektor IPB University Prof Arif Satria menyerahkan hasil Data Desa Presisi (DDP) kepada Bupati Gianyar I Made Agus Mahayasastra.
Foto: Dok IPB University
Rektor IPB University Prof Arif Satria menyerahkan hasil Data Desa Presisi (DDP) kepada Bupati Gianyar I Made Agus Mahayasastra.

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR – Rektor IPB University Prof Arif Satria menyerahkan hasil Data Desa Presisi (DDP) kepada Bupati Gianyar I Made Agus Mahayasastra, di Kantor Bupati Gianyar, Bali, Senin (31/5).

“Inisiatif lokasi Data Desa Presisi (DDP)  di Kabupaten Gianyar berasal dari studi doktoral Rieke Diah Pitaloka yang direalisasikan di Bali,” ujar Dr Sofyan Sjaf usai penyerahan hasil Data Desa Presisi (DDP) dari Rektor IPB University ke Bupati Gianyar, Provinsi Bali.

“Kandidat doktor dari Universitas Indonesia tersebut  juga menginspirasi dua desa lainnya yakni Pantai Bakti Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi dan Desa Sibandang Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara untuk mengimplementasikan DDP dalam perencanaan pembangunan desa,” lanjut Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat  (LPPM) IPB University Bidang Pengabdian kepada Masyarakat tersebut seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Sebelumnya, Prof Arif Satria mengatakan bahwa DDP tidak hanya singkatan dari Data Desa Presisi, tetapi juga Doktor Diah Pitaloka. Hal itu sebagai apresiasi dan penghargaan Rektor IPB University terhadap kandidat doktor Rieke Diah Pitaloka yang membantu perluasan kerja DDP di seluruh Indonesia, termasuk melalui Forum Rektor Indonesia (FRI).

Prof Arif Satria juga memuji upaya penggagas DDP dari IPB University yakni Dr Sofyan Sjaf.  “Pak Sofyan ini luar biasa”, ucap Rektor seraya memberikan penghargaan khusus terhadap Tim dari Unit Desa Presisi (UDP) IPB University juga para pemuda Karang Taruna Desa Tegallalang yang menjadi enumerator DDP.

Rektor IPB University juga menunjukkan keunggulan-keunggulan IPB University lainnya sambil menggaungkan kalimat “Revolusi berangkat dari desa, revolusi dari bawah.” Ia mendasarkan kalimatnya pada gagasan Presiden Jokowi tentang membangun dari pinggiran yakni pembangunan dari desa.

“Itu spirit yang luar biasa!” katanya untuk semakin mendukung adanya DDP di seluruh Indonesia, sebagaimana yang kini dilakukannya sebagai ketua Forum Rektor Indonesia (FRI). DDP akan didiseminasi lebih luas melalui forum yang dipimpinnya tersebut.  

Prof Arif Satria juga menunjukkan kemajuan Korea Selatan yang dimulai dari desa, dengan cara meningkatkan kepercayaan diri. Park Chung Hee, presiden Korea Selatan (Korsel) 1963-1979,  berhasil membangun fondasi kemajuan negara ginseng dengan cara plesterisasi. Rumah yang beralas tanah diplester, sehingga meningkatkan rasa kepercayaan diri.

Ia berharap dengan DDP juga bisa membangun fondasi desa yang kuat. Harapan yang tentu jauh lebih baik daripada plesterisasi. Meski DDP juga bisa menjadi dasar rasa kepercayaan diri seluruh aparat desa hingga Bupati Gianyar sendiri untuk membawa Gianyar sebagai kabupaten terbaik se-Indonesia.

“Andaikan saja, sebelum saya jadi bupati tiga tahun lalu, saya punya data seperti ini, komplet di seluruh desa, mungkin Gianyar itu sudah nomor satu di Indonesia,” ujar I Made Agus Mahayasastra, ketika menunjukkan apresiasinya pada hasil Data Desa Presisi (DDP) Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.  

 “Saya ingin sampaikan, tahun 2022 semua desa harus sudah seperti Desa Tegallalang,” ujar Bupati Gianyar. Ia turut menyampaikan alasannya yakni tanpa data yang akurat, valid, dan benar, tentu tidak bisa menuntun bupati membuat keputusan. Menurutnya, apabila salah dalam pengambilan keputusan, maka akan bermasalah dalam pembiayaan dan menimbulkan kerugian.

Seperti halnya Bupati Gianyar, Dr Sofyan Sjaf juga mengangkat keberadaan Dewan Perancang Pembangunan Nasional (Depernas) yang beranggotakan 513 pemikir-pemikir bangsa ini yang sudah mendahulukan adanya riset dalam mencapai kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Hasil kajian Depernas tersebut memastikan adanya dua hal itu hanya bisa dicapai dengan dua hal pula yakni democratic rural development, pembangunan pedesaan yang demokratik, sedangkan proses pencapaiannya harus dengan data yang akurat. Ia juga menegaskan ulang pernyataan Presiden Jokowi, “Masalah akurasi data masih menjadi persoalan hari ini.”

Dosen IPB University dari Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat ini memastikan masalah akurasi data yang dipersoalkan Presiden bisa diselesaikan dengan mereplikasi DDP di seluruh Indonesia.

Sementara Kepala LPPM IPB University, Dr Ernan Rustiadi menegaskan salah satu kontribusi yang menjadikan IPB University sebagai kampus terbaik karena adanya penelitian-penelitian yang terbaik. “Apa yang dilakukan Pak Sofyan merupakan salah satu contoh hasil inovasi dan penelitian yang kami hasilkan,” ujarnya.

Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan ini lebih lanjut menyampaikan tugas LPPM University yang dipimpinnya untuk mengkoordinasikan semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di lingkup IPB University. “Setiap tahun kira-kira sebesar seribu tujuh ratus penelitian.  Dan tahun lalu Alhamdulillah dalam perangkingan perguruan tinggi, IPB University dinyatakan perguruan tinggi terbaik. Salah satu kontribusinya, karena penelitiannya juga terbaik,” tegasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement