Kamis 03 Jun 2021 10:18 WIB

Semangat Nasionalisme di Papua Diharapkan Kian Terjaga

Ragam pendekatan telah dilakukan untuk menjawab tuntutan yang berkembang di Papua.

Red: Gilang Akbar Prambadi
Nasionalisme (ilustrasi)
Foto: ugm.ac.id
Nasionalisme (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam semangat Hari Kesaktian Pancasila, Forum  Senior dan Milenial (FORSEMI) yang diketuai oleh Ambassador Freddy Numberi bekerjasama dengan Pusat Studi Papua (PSP) Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Universitas Kristen Indonesia (UKI) mengadakan seminar dengan Tema “Dialog Kebangsaan Lintas Generasi Papua”. Seminar ini dilaksanakan secara laring dan daring di Gedung Graha William Soeryadjaya UKI pada hari ini Rabu (2/6).

Menko Polhukam Prof. Mahfud MD yang pada awalnya dijadwalkan akan menjadi pembicara utama berhalangan hadir sehingga digantikan oleh Komjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw yang merupakan Kabaintelkam Polri. "Persoalan Papua saat ini menjadi buah bibir dan buah pikir Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan lintas generasi. Sebagai generasi yang mengisi kemerdekaan, merupakan tugas kita untuk berdiskusi, membahas dan mengkaji bagian-bagian yang menjadi konsep bangsa, dibutuhkan dialog yang dilakukan berkali-kali agar untuk mencapai suatu kesepakatan bersama,” kata dia.

Pembicara lainnya, tokoh nasional Yenny Wahid dari The Wahid’s Institute membagi pembahasam Papua menjadi tiga isu besar yaitu keadilan, kemanusiaan dan odentitas. Untuk menyelesaikan tiga isu besar ini, kata dia, membutuhkan kebijakan pusat dan daerah.

Ambassador Freddy Numberi sebagai Ketua Umum FORSEMI menyampaikan, berbagai pendekatan telah dilakukan untuk menjawab tuntutan yang berkembang. Namun masih menurut dia, akibat dari pendekatan yang salah (pendekatan militer) telah menjadi sebuah Memoria Passionis. "Ini seperti ingatan penderitaan yang membuat rakyat Papua bertanya, ppakah kami anak kandung Ibu Pertiwi?," kata dia.