REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Aksi teror yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata, Mujahidin Indonesia Timur (MIT), telah membuat perekonomian warga terutama petani di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, menurun. Hal tersebut seperti diutarakan, Yasin Mangun, Wakil Bupati Poso, usai Rapat Dengar Pendapat (RDP), terkait penanganan kasus terorisme di Poso, di DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Kota Palu, pada Rabu (2/6).
"Yang terdampak secara sosial, ekonomi dan psikologis itu ada ribuan orang. Masyarakat kita itu jadi takut," kata Yasin.
Menurutnya, kini warga merasa takut untuk melakukan aktivitas pertanian. Sebab, mereka merasa terancam dengan adanya teror yang dilakukan kelompok tersebut kepada warga.
"Masyarakat tidak bisa berkebun dan bertani lagi, mengelola ataupun memanen," terangnya.
Oleh karena itu, Yasin Mangun meminta adanya percepatan penanganan atas permasalahan yang terjadi di Poso.
"Kita bersama Pemerintah Provinsi, DPRD, serta forkopimda tingkat satu segerakami bisa bicara dengan Presiden untuk menyampaikan apa masalah di Kabupaten Poso," ucapnya
"Utamanya masalah percepatan pengamanan, kedua percepatan pemulihan ekonomi, dan ketiga percepatan pemulihan sosial dan psikologi mereka," tambahnya.
Sementara itu, pihak Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah diberikan waktu selama dua bulan untuk mengatasi dan menuntaskan permasalahan keamanan di wilayah tersebut. Mengingat, hal tersebut telah terjadi berlarut-larut. Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso menjelaskan peran serta dari semua pihak dibutuhkan untuk memutus mata rantai kelompok tersebut dengan para simpatisannya.
"Bahkan kelompok ini sengaja memberikan uang kepada masyarakat untuk membeli bahan makanan. Berarti, ada yang suplai," jelas Kapolda
"Jika kedapatan ada yang seperti itu kami akan tindak tegas," tambahnya.
Rentetan aksi teror oleh kelompok MIT Poso telah menjatuhkan banyak korban di kalangan warga sipil. Aksi yang terakhir terjadi atas empat orang warga pegunungan Pohu, Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur beberapa waktu lalu. Mereka membantai warga tersebut hingga meninggal dunia.
Untuk mengejar sisa kelompok MIT Poso yang berjumlah sembilan orang tersebut, Tim Satgas Madago Raya membentuk tiga tim. Selain itu sebanyak kurang lebih 80 personil aparat gabungan TNI/Polri diluar dari Tim Satgas Madago Raya juga telah ditempatkan di sebelas sekat, yang dianggap sebagai tempat turunnya kelompok tersebut dari atas pegunungan untuk mencari kebutuhan logistik.