REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi penyakit Covid-19 yang merupakan penyakit baru membuat para ilmuwan berlomba-lomba menemukan vaksin yang aman dan efektif untuk melawan penyakit ini. Saat ini, para ilmuwan sudah menemukan vaksin dan bisa dibuat dengan lebih cepat.
Beberapa jenis vaksin tak dimungkiri berbiaya mahal. Namun, menurut para pemimpin industri, suntikan Covid-19 generasi berikutnya akan berbiaya rendah, lebih mudah dikirim dan disimpan, serta efektif melawan lebih banyak virus.
Dilansir laman Weather, Kamis (3/6), perusahaan farmasi bertujuan untuk mengembangkan suntikan yang akan lebih efektif melawan varian tertentu dari virus SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Mereka bahkan akan mengembangkan vaksin yang efektif melawan semua virus dalam keluarga virus corona yang lebih besar, USA Today melaporkan.
Vaksin baru, yang saat ini sedang diuji, akan berupa dosis tunggal. Vaksin itu tidak perlu disimpan dingin, memiliki efek samping yang lebih sedikit, dapat diproduksi lebih efisien, dan dapat diberikan tanpa jarum. Ini akan memungkinkannya untuk disediakan di daerah pedesaan dan negara berkembang.
"Ada sejarah panjang dalam vaksinologi vaksin generasi kedua yang berkembang biak lebih baik daripada vaksin generasi pertama. Begitulah yang terjadi," ujar kepala petugas ilmiah sebuah perusahaan biotek, Altimmune, yang bernama Scot Roberts. Diketahui, perusahaan yang berbasis di Gaithersburg, Maryland, sedang berkembang vaksin inhalasi.
Tak satu pun dari vaksin Covid-19 generasi kedua ini akan siap setidaknya hingga musim panas ini. Banyak vaksin tersebut, termasuk vaksin Altimmune, akan siap paling cepat awal tahun depan. Selanjutnya, tidak ada vaksin tunggal yang memiliki semua atribut yang diinginkan.
Sebagian besar perusahaan yang berinvestasi dalam vaksin Covid-19 mengandalkan gagasan bahwa booster reguler akan diperlukan. Studi Novavax pada monyet telah menunjukkan bahwa memberikan dosis booster setahun setelah vaksinasi awal menghasilkan hasil yang spektakuler. Perusahaan ini diharapkan segera memulai uji coba pada manusia.
Beberapa perusahaan, termasuk Moderna dan CureVac, sedang menguji apakah orang lebih terlindungi jika mereka menerima dosis tambahan dari vaksin yang sama, atau suntikan yang disesuaikan dengan satu atau lebih varian yang beredar.