Kamis 03 Jun 2021 13:50 WIB

75 persen Warga Inggris Telah Vaksinasi Covid-19

Inggris telah mencatat hampir 128 ribu kematian akibat virus corona.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
 Seorang petugas medis militer menyiapkan vaksin virus corona Oxford / AstraZeneca sebelum diberikan kepada pasien di pusat vaksinasi massal Elland Road di Leeds, Inggris, Senin 8 Februari 2021.
Foto: AP/Danny Lawson/PA
Seorang petugas medis militer menyiapkan vaksin virus corona Oxford / AstraZeneca sebelum diberikan kepada pasien di pusat vaksinasi massal Elland Road di Leeds, Inggris, Senin 8 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tiga dari empat orang dewasa Inggris telah menerima setidaknya satu dosis vaksin virus corona. Departemen Kesehatan Inggris mengatakan bahwa 75,2 persen orang berusia 18 tahun ke atas di negara itu telah menerima suntikan.

Sebanyak 49,5 persen divaksinasi penuh setelah dua dosis. Salah satu negara terkemuka di dunia untuk vaksinasi virus corona, Inggris berlomba untuk menginokulasi semua orang dewasa dan mengekang varian delta virus yang lebih menular.

Baca Juga

Strain baru, yang pertama kali terdeteksi di India, sekarang menyumbang sebagian besar kasus baru di Inggris. Inggris telah mencatat hampir 128 ribu kematian akibat virus corona, korban tertinggi di Eropa.

Kampanye vaksinasi massal yang dimulai pada bulan Desember telah membawa infeksi baru dan kematian turun tajam. Namun, kasus yang dikonfirmasi sekali lagi meningkat. Pada hari Rabu (2/6), Inggris melaporkan 4.330 infeksi baru dan peningkatan 35 persen selama tujuh hari terakhir.

Namun kematian harian tetap rendah.  Pada hari Selasa (1/6), Inggris melaporkan tidak ada kematian COVID-19 harian baru untuk pertama kalinya sejak Juli tahun lalu.

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock menyebut pencapaian 75 persen sebagai langkah maju yang besar. Dia memperingatkan bahwa informasi yang salah di seluruh dunia mengancam kampanye vaksinasi.

"Kecepatan informasi yang salah adalah ancaman mematikan,” kata Hancock pada pertemuan internasional yang diselenggarakan oleh Inggris untuk mendorong penggunaan vaksin, dilansir di Euronews, Kamis (4/6).

Pemerintah Inggris telah menghadapi kritik keras karena salah langkah dalam menangani pandemi, termasuk keraguan tentang lockdown negara pada Maret 2020 dan kegagalan pengujian yang membuat orang yang terinfeksi dilepaskan dari rumah sakit ke panti jompo. Langkah itu membuat ribuan penduduk meninggal.

Di sisi lain, kampanye vaksinasinya telah dipuji secara luas. Inggris mendapatkan kontrak awal untuk beberapa vaksin. Empat di antaranya telah disetujui untuk digunakan, dan telah menggunakan petugas medis, tentara, dan sukarelawan untuk memberikan lebih dari 65 juta dosis di ribuan lokasi.

Hancock mengatakan Inggris telah meningkatkan kepercayaan vaksin dengan menggunakan 'suara tepercaya', termasuk naturalis David Attenborough dan Ratu Elizabeth II, untuk mengungkapkan bahwa mereka telah menerima suntikan dan menyampaikan pesan pro-vaksin.

Dia mengatakan faktor kunci lainnya adalah memastikan prosesnya adil. Vaksinasi diberikan  terlebih dahulu kepada orang tua dan mereka yang paling berisiko, kemudian menurunkan kelompok usia secara tertib.

"Kami orang Inggris suka mengantri. Dan tidak ada yang lebih menjengkelkan daripada seseorang yang melompati antrian,"kata Hancock.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement