Kamis 03 Jun 2021 14:08 WIB

Aramco Berencana Jual Sukuk untuk Danai Dividen

Laba Saudi Aramco melonjak pada kuartal pertama 2021.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco.
Foto: ngoilgasmena.com
Logo perusahaan minyak Saudi Aramco.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Saudi Aramco sedang bersiap untuk kembali ke pasar modal global dengan menawarkan obligasi sekitar lima miliar dolar AS. Dananya disebut-sebut akan membantu mendanai komitmen dividen sebesar 75 miliar dolar AS.

Perusahaan energi terbesar di dunia itu telah memilih sekitar 15 bank untuk mengelola penjualan obligasi syariah atau sukuk. Menurut sumber orang dalam, dilansir Bloomberg, Rabu (2/6), peluncuran sukuk bisa dilakukan pada bulan ini.

Baca Juga

"Perusahaan milik negara tersebut mungkin berusaha untuk mengumpulkan sekitar lima miliar dolar AS," kata salah satu sumber.

Sejumlah narasumber anonim yang mengetahui rencana tersebut menyebut Aramco mempertimbangkan penjualan sukuk dalam dolar AS dan mata uang lokal. Belum ada keputusan final dan masih ada kemungkinan penundaan jika kondisi pasar memburuk. Aramco menolak berkomentar.

Beberapa perusahaan energi milik negara lainnya di Teluk Persia juga mempertimbangkan penjualan Eurobond. Qatar Petroleum dapat mengeluarkan sebanyak 10 miliar dolar AS dalam beberapa pekan mendatang. Sementara Pengembangan Energi Oman berusaha untuk mengumpulkan sekitar tiga miliar dolar AS.

Laba Saudi Aramco melonjak pada kuartal pertama 2021 di tengah pemulihan pasar minyak dan gas global. Meskipun arus kas bebas tetap terlalu rendah untuk sepenuhnya menutupi pembayaran dividen untuk periode tersebut sebesar 18,75 miliar dolar AS.

Hampir semua pembayaran perusahaan masuk ke pemerintah Saudi yang sedang mencoba mempersempit defisit anggaran yang melebar menjadi 12 persen dari produk domestik bruto tahun lalu. Harga minyak yang telah berlipat ganda sejak Oktober menjadi lebih dari 70 dolar AS per barel.

Kenaikan juga telah didukung oleh kartel produsen OPEC+ yang mengurangi ekspor. Menanggapi jatuhnya minyak mentah awal tahun lalu, Aramco memangkas pengeluaran, memotong pekerjaan dan memilih untuk menjual aset non-inti.

Tingkat utang Aramco masih naik secara substansial, terutama karena akuisisi pembuat bahan kimia Saudi Basic Industries Corp senilai 69 miliar dolar AS. Kesepakatannya sudah ketok palu sebelum pandemi melanda.

Gearing ratio atau ukuran utang sebagai persentase ekuitas telah meningkat drastis dari -5 persen pada awal 2020 menjadi 23 persen pada Maret tahun ini. Nilai itu di atas batas yang ditetapkan sendiri oleh perusahaan sebesar 15 persen.

Belanja modal akan meningkat tahun ini menjadi 35 miliar dolar AS, tetapi itu masih di bawah panduan yang diberikan selama penawaran umum perdana Aramco 2019. Perusahaan yang berbasis di Dhahran dan terdaftar di bursa saham Saudi itu terakhir memanfaatkan pasar utang internasional pada November 2020.

Saat itu Aramco berhasil mengumpulkan delapan miliar dolar AS obligasi konvensional dengan jatuh tempo antara tiga dan 50 tahun.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement