REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Sebanyak 61 anggota parlemen Israel (Knesset) telah mengajukan permintaan resmi untuk memulai proses penggantian Ketua Knesset Yariv Levin, Kamis (3/6). Keenam puluh satu anggota itu merupakan koalisi yang tak mendukung Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Dilaporkan laman Jerusalem Post, langkah yang diambil 61 anggota Knesset itu bertujuan untuk membentuk pemerintahan baru sesegera mungkin. Dalam konteks ini, yakni koalisi yang dipimpin Naftali Bennett dan Yair Lapid. Bennett merupakan pemimpin partai Yamina, sedangkan Lapid adalah ketua partai Yesh Atid.
Beberapa sumber mengungkapkan Yariv Levin hanya akan mengizinkan mosi percaya pada pemerintahan baru pada tanggal terakhir yang diizinkan undang-undang. Hal itu bertujuan meningkatkan tekanan pada anggota Knesset dari partai Yamina untuk memilih menentang pemerintah.
Anggota Knesset dari Yamina, Nir Orbach, mengungkapkan, dia tidak mendukung permintaan tersebut. Dia mengeklaim, tanda tangannya ditambahkan tanpa sepengetahuannya. Orbach meminta agar tanda tangannya ditarik.
Ada perselisihan hukum mengenai apakah tanggal terakhir adalah Rabu pekan depan, yakni tepat sepekan setelah koalisi terbentuk, atau Senin berikutnya, tujuh hari setelah pembentukan koalisi dapat diumumkan dalam pleno Knesset. Mengganti Yariv Levin akan memungkinkan ketua Knesset baru memberikan mosi tidak percaya pada tanggal sedini mungkin, yaitu Senin mendatang.
Kandidat koalisi untuk ketua Knesset baru adalah Mickey Levy dari Yesh Atid. Surat dengan 61 tanda tangan itu dikirim ke Sekretaris Knesset, Yardena Muller-Horowitz.