REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Material-material penting yang didapatkan dari operasi salvage dengan PLA Navy, salah satunya ialah bagian belakang anjungan. Material-material yang didapatkan tersebut akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan analisis sementara.
"Menunggu keputusan atas (untuk kelanjutan evakuasi KRI Nanggala-402)," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut, Laksamana Pertama Julius Widjojono kepada Republika.co.id, Kamis (3/6).
Pada operasi salvage yang melibatkan tiga kapal milik Angkatan Laut (AL) China itu dilakukan 20 kali penyelaman dan berhasil mengangkat material-material penting. Julius menyebutkan, beberapa material, di antaranya liferaft atau perahu penyelamat di KRI Nanggala-402 dan bagian belakang anjungan kapal tersebut.
"Material penting, material besar berupa liferaft dan bagian belakang anjungan," kata dia.
Menurut Julius, bagian-bagian penting yang berhasil diangkat itu dapat dijadikan bahan analisis sementara penyebab kapal tersebut tenggelam. Namun, dia mengatakan, analisis sementara yang didapatkan nanti masih belum cukup kuat karena masih ada yang harus dilakukan lagi.
"Sebagai bahan pertimbangan analisis sementara meskipun belum cukup kuat," ungkap dia.
Sebelumnya, operasi salvage Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Nanggala-402 yang dilakukan oleh Angkatan Laut China atau PLA Navy telah berakhir. Dari 20 kali penyelaman yang dilakukan, operasi itu berhasil mengangkat material-material penting KRI Nanggala-402.
"TNI AL menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada PLA Navy yang telah mengirimkan tiga kapalnya," kata Kepala Gugus Keamanan Laut (Danguskamla) Komando Armada II, Laksamana Pertama TNI I Gung Putu Alit Jaya, dalam siaran pers, Kamis (3/6).
PLA Navy menurunkan PLA Navy Ship Ocean Tug Nantuo-195, PLA Navy Ocean Salvage & Rescue Yong Xing Dao-86, dan Scientific Salvage Tan Suo II dalam Operasi Salvage KRI Nanggala-402. Seperti diketahui, KRI Nanggala dinyatakan on eternal patrol di Perairan Bali.
Semua itu dia katakan pada rapat pengakhiran yang dihadiri Atase Pertahanan (Athan) China untuk RI, Senior Kolonel Chen Yongjing, mewakili Pemerintah Tiongkok. Sementara, peserta lainnya termasuk para Komandan Kapal Angkatan Laut China mengikuti melalui vicon.
Kerja sama antara TNI AL dengan PLA Navy dalam melaksanakan salvage KRI Nanggala-402 di Perairan Utara Bali itu ia sebut merupakan bukti nyata adanya persahabatan yang kuat di antara AL sedunia alias “Seaman brotherhood”. Bagi TNI AL, kata I Gung Putu, kegiatan yang sudah dilakukan ini menjadi pengetahuan dan referensi ke depan.
"Untuk lebih meningkatkan kerja sama hubungan bilateral antar- angkatan laut," ungkap dia.
Danguskamla Koarmada II selaku Komandan Gugus Tugas menyadari, operasi salvage KRI Nanggala-402 di kedalaman 839 meter bukanlah hal yang mudah. Upaya tersebut mengandung tingkat risiko serta kesulitan yang sangat tinggi.
Selama pelaksanaannya, telah dilaksanakan penyelaman sebanyak 20 kali. Dari penyelaman-penyelaman yang dilakukan itu, mereka berhasil mengangkat material-material penting. Menurut dia, itu merupakan wujud kesuksesan luar biasa dari kinerja tim salvage.
“Kami mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada kapal-kapal yang telah bersusah payah melakukan pengangkatan di dasar laut serta permohonan maaf apabila ada ketidaknyamanan yang dirasakan selama melaksanakan operasi ini,” ujar dia menjelaskan.
Sementara itu, Senior Kolonel Chen Yongjing mewakili Pemerintah China menyampaikan, selama lebih kurang satu bulan PLA Navu dan TNI AL telah bekerja sama dan berkoordinasi dengan baik. Semua pihak berupaya mengumpulkan sebanyak-banyaknya dokumentasi berupa foto dan video dan juga mengangkat sebagian bagian dari KRI Nanggala yang semua sudah diserahterimakan kepada pihak Indonesia.
“Ini merupakan salah satu bukti nyata kegiatan penyelamatan humanitarian yang dilakukan bersama dengan TNI AL. Kegiatan ini memiliki makna yang sangat besar pada perkembangan hubungan kemitraan strategis komprehensif TNI AL dan tradisi kedua negara, yaitu berat dipikul berat sama dijinjing serta juga bermakna besar dalam kerja sama maupun saling percaya antara kedua militer," tutur dia.