Gelar Vaksinasi, UAD Dukung Percepatan Vaksinasi Lansia
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Seorang petugas kesehatan menyuntikkan satu dosis vaksin Covid-19 Sinovac ke pasien saat vaksinasi massal untuk tenaga pendidikan (ilustrasi) | Foto: EPA-EFE/DEDI SINUHAJI
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali menggelar vaksinasi Covid-19 secara massal, Kamis (3/6). Vaksinasi ini dilakukan dengan menyasar 1.883 orang yang terdiri dari civitas akademika UAD, lansia, guru dan tenaga kependidikan, relawan Muhammadiyah, hingga tenaga pelayanan publik amal usaha Muhammadiyah.
Rektor UAD, Muchlas mengatakan, vaksinasi dilakukan sebagai upaya mendukung program pemerintah terkait dengan percepatan vaksinasi di Indonesia. Khususnya dalam percepatan vaksinasi untuk lansia.
"Harapannya, jika program vaksinasi semakin banyak pesertanya, pandemi akan segera berakhir dan aktivitas lainnya segera berjalan tanpa adanya kekhawatiran tertular virus," kata Muchlas di Kampus 4 UAD, Bantul, Kamis (3/6).
Muchlas menyebut, pelaksanaan vaksinasi massal ini dilakukan dengan menyediakan fasilitas dan sumber daya dengan tujuan agar proses vaksinasi berjalan lancar. Vaksinasi ini dibantu oleh vaksinator dari beberapa rumah sakit Muhammadiyah dan Fakultas Kedokteran UAD. "Vaksinasi diselenggarakan di Kampus 4 UAD agar mampu menampung peserta vaksinasi sesuai protokol kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes DIY, Trisno Agung Wibowo mengatakan, protokol kesehatan pencegahan Covid-19 harus terus diterapkan meskipun sudah divaksinasi. Sebab, daya tahan tubuh tiap orang berbeda-beda.
Sehingga, katanya, risiko terpapar Covid-19 masih tinggi. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan mengingat kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19 masih terus bertambah khususnya di DIY.
"Setidaknya selalu gunakan masker, rajin mencuci tangan dan jaga jarak tetap dilakukan. Jika tidak ada hal yang penting, usahakan tidak berkerumun dan karenanya kegiatan-kegiatan pun masih tetap dengan protokol kesehatan," kata Trisno.
Seperti diketahui sebelumnya, Juru Bicara Penanganan Covid-19 untuk DIY, Berty Murtiningsih mengatakan, sebagian besar kematian Covid-19 di DIY merupakan lansia. Setidaknya, 90 persen dari total kematian merupakan lansia.
"Hampir tiap hari saya harus mengumumkan kematian di DIY, ternyata 90 persen dari jumlah kematian yang ada berumur 50 tahun ke atas," kata Berty dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Republika secara virtual bertema 'Mewaspadai Varian Baru Covid-19' belum lama ini.
Sehingga, vaksinasi lansia pun terus digenjot karena kematian Covid-19 yang didominasi oleh lansia. Per 1 Juni 2021 lalu, vaksinasi lansia di DIY sudah mencapai 48,4 persen.
Sementara itu, vaksinasi secara keseluruhan di DIY sudah mencapai 66,7 persen untuk penyuntikan dosis pertama dan dosis kedua. Angka 66,7 persen ini juga sudah termasuk pelaksanaan vaksinasi tahap pertama yang menyasar SDM kesehatan serta vaksinasi tahap kedua yang menyasar pelayanan publik dan lansia. "Tahap pertama untuk tenaga kesehatan (SDM kesehatan) mencapai 137 persen," ujar Berty.