REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) meminta pemerintah Malaysia konsisten dan tegas dalam memberlakukan lockdown total atau Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang makin tinggi.
ABIM mendesak pihak berwenang untuk bertindak lebih tegas dengan tidak memberikan keringanan hukuman pada kegiatan-kegiatan bisnis yang berada di luar bidang "layanan penting". Padahal di satu sisi, masyarakat sudah membatasi pergerakan pertemuan fisik dan menjaga kebersihan untuk mencegah Covid-19.
“Ini adalah kelemahan besar yang tidak bisa diulangi oleh penguasa karena akan mengakibatkan kehancuran total sosial ekonomi rakyat jika Perintah Kawalan kali ini gagal memainkan perannya sesuai target,” ujar Presiden ABIM Muhammad Faisal Abdul Aziz dalam rilisnya pada Kamis.
Oleh karena itu, ucap Muhammad Faisal, ABIM juga menekankan pentingnya tata pemerintahan yang baik atau good governance untuk menjaga kesejahteraan dan kepentingan rakyat.
“Sudah saatnya setiap kebijakan yang dirumuskan dan keputusan yang dilaksanakan harus independen tanpa melihat latar belakang politik maupun individu,” ujar Muhammad Faisal.
ABIM juga mendesak pemerintah menjalankan keputusan-keputusan terkait penanganan Covid-19 secara transparan, termasuk melalui sidang parlemen. “Sangat penting untuk memastikan tidak ada kebocoran dan unsur penyalahgunaan kekuasaan. Hal ini untuk memastikan bahwa setiap sumber daya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat,” kata dia.
Pada saat yang sama, ABIM juga akan bekerja sama dengan Departemen Kesehatan dan instansi pemerintah dalam memberikan bantuan kepada garda terdepan dan mereka yang membutuhkan selama PKP penuh ini.
Malaysia melaporkan kasus kematian tertinggi Covid-19 sebanyak 126 kasus pada Rabu, sehingga total menjadi 2.993. Dalam konferensi persnya, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah menyampaikan 7.703 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir, sehingga total menjadi 587.165.
Melalui data terbarunya, otoritas kesehatan Malaysia mencatat 82.274 pasien aktif Covid-19. Malaysia memberlakukan total lockdown fase pertama di seluruh negara yang berlaku mulai 1 Juni-14 Juni 2021.