Kamis 03 Jun 2021 20:15 WIB

474 Jurnalis di India Meninggal Terinfeksi Covid-19

Sebagian besar jurnalis tertular Covid-19 saat tengah melakukan peliputan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Seorang petugas kesehatan dengan pakaian pelindung mengambil sampel swab dari seorang pria untuk diuji COVID-19 sementara yang lain menunggu giliran mereka di desa Kusehta utara Prayagraj, India, Sabtu, 29 Mei 2021.
Foto: AP Photo/Rajesh Kumar Singh
Seorang petugas kesehatan dengan pakaian pelindung mengambil sampel swab dari seorang pria untuk diuji COVID-19 sementara yang lain menunggu giliran mereka di desa Kusehta utara Prayagraj, India, Sabtu, 29 Mei 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI – Setidaknya 474 jurnalis di India telah meninggal akibat terinfeksi Covid-19. Sebagian besar dari mereka tertular saat tengah melakukan peliputan.

Jumlah kematian wartawan yang tercatat hingga 31 Mei terutama melibatkan penulis yang ditugaskan di daerah perdesaan India. Di pedesaan terpencil dan terpelosok, akses ke perawatan medis darurat sangat minim. Hal itu pun berlaku bagi vaksin.

Baca Juga

Dalam satu kasus, jurnalis Pradeep Kumar (28 tahun), telah melaporkan krisis kesehatan untuk surat kabar The Hindu. Dia pun sudah membantu banyak pasien Covid-19 untuk memperoleh akses perawatan kesehatan. Namun ketika Kumar tertular Covid-19, dia diduga menerima sedikit bantuan pemerintah.

Meskipun melaporkan wabah Covid-19 dari beberapa daerah yang paling parah dilanda India, jurnalis India belum diberikan akses sama ke vaksinasi dan perawatan. Padahal mereka termasuk dalam pekerja garis depan dan penting.

Setelah seruan berulang kali dari sektor media, Kementerian Informasi dan Penyiaran India mengumumkan bahwa keluarga dari jurnalis yang meninggal akibat Covid-19 akan diberi santunan sebesar 6.858 dolar AS. Namun, dukungan itu hanya berlaku untuk jurnalis terakreditasi. Sementara sebagian besar dari mereka yang telah meninggal tidak terakreditas.

Sebagian besar jurnalis India juga tidak bekerja untuk media besar berbahasa Inggris yang sering menawarkan asuransi jiwa, kesehatan, dan pensiun. Pekerja lepas adalah yang paling terpukul dengan berkurangnya pendapatan. Selain itu, tidak ada kompensasi untuk keluarga ketika mereka meninggal karena Covid-19.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement