REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara dan penulis skenario Eros Djarot berharap gerakan 'Ayo Kembali' ke Bioskop berfokus mendukung film-film nasional. Hal ini demi membangkitkan film nasional.
“Kalau tak bisa membangkitkan film nasional, saya bilang keterlaluan. Gerakan Ayo Kembali ke Bioskop nontn film Indonesia,” kata Eros dalam acara nonton bareng film Tjoet Nja’ Dhien di XXI Plaza Senayan, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.
Dia juga berharap pengelola bioskop ikut berpartisipasi dalam upaya membangkitkan perfilman nasional. Salah satu upaya yang bisa dilakukan menurut Eros, yaitu menambah layar untuk film nasional.
“Coba layar-layar itu dibukakan sedikit pintu untuk film Indonesia. Jangan lagi terjadi hal-hal, satu judul film Barat mendapat empat layar, sementara kita tidak,” ujar sutradara film Tjoet Nja’ Dhien itu.
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyebut gerakan Ayo Kembali ke Bioskop bertujuan mendukung film nasional. Bahkan, dia mengatakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) segera merilis program pemulihan ekonomi nasional, khusus untuk perfilman. Hal itu tak lepas dari kenyataan bahwa ada puluhan ribu masyarakat yang hidupnya bergantung dari industri film.
“Saya ingin (gerakan ini) diarahkan ke film nasional, baik yang akan diproduksi, atau film yang sudah pernah menjadi bagian industri perfilman,” kata Sandiaga.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, Muhammad Neil El Himam menjelaskan pemerintah memberikan tiga bentuk dukungan untuk industri film nasional. Pertama, melakukan kampanye untuk mempromosikan film Indonesia. Kedua, mendorong jumlah penonton dengan sistem buy one get one untuk film nasional. Ketiga, mendukung produksi film nasional, yang akan diseleksi bersama Dewan Film Indonesia.
“Itu yang sedang kita godhog (siapkan), dan yang dijalankan. Karena bentuknya lewat bantuan pemerintah, makanya kita harus hati-hati dalam membuat juklak-juknis-nya,” ujar Neil.