REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS -- Seorang Muslimah berhijab kelahiran Amerika Serikat (AS) mengajukan pengaduan setelah ia menerima perlakuan diskriminatif di dalam sebuah pesawat. Fatima Altakrouri menyebut seorang pramugari maskapai Southwest Airlines memaksanya pindah tempat duduk di barisan pintu keluar darurat.
Alasannya, dia tidak berbicara bahasa Inggris. Pramugari tersebut bahkan mengatakan Altakrouri bisa menyebabkan pesawat jatuh di saat keadaan darurat.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) bagian Dallas-Fort Worth, yang merupakan kelompok advokasi dan hak sipil Muslim terbesar di AS, telah mengajukan pengaduan atas namanya terhadap maskapai tersebut. Dallas Morning News melaporkan Altakrouri menyebut kru pesawat dalam penerbangan dari Fort Lauderdale ke Dallas pada 22 Mei 2021 memberi tahu Altakrouri dia akan menjatuhkan seluruh pesawat dalam keadaan darurat karena dia tidak berbicara bahasa Inggris. Padahal, keduanya saat itu berbicara dalam bahasa Inggris.
Altakrouri yang merupakan seorang manajer operasi klinik kesehatan itu, dan adik perempuannya, Muna Kowni, memilih dua kursi terakhir yang tersedia bersebelahan di barisan pintu keluar darurat. Keduanya dilaporkan baru kembali dari kunjungan darurat ke ibu mereka, yang berada dalam perawatan intensif di rumah sakit Fort Lauderdale.
Altakrouri mengatakan sang pramugari memberi tahu saudara perempuannya, yang tidak mengenakan jilbab, dia bisa tetap duduk di barisan pintu keluar darurat tersebut. Sementara itu, meski berbicara dengan pramugari dalam bahasa Inggris, Altakrouri mengatakan kru pesawat itu bersikeras dia tidak dapat berbicara bahasa Inggris.