REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Jumlah masjid terus tumbuh dengan kecepatan yang stabil di seluruh Amerika Serikat, menurut sebuah laporan yang mengidentifikasi 2.769 masjid pada 2020 lalu.
"Mengalami peningkatan 31 persen dari sebanyak 2.106," kata laporan itu dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (4/6).
Masih menurut laporan yang dirilis pada Rabu (2/6) dengan judul "Masjid Amerika 2020: Tumbuh dan Berkembang," itu menyebutkan, pendorong utama peningkatan menjamurnya masjid-masjid di Amerika Serikat adalah karena populasi Muslim yang meningkat. Baik karena imigrasi maupun karena angka kelahiran Muslim Amerika Serikat.
"Tidak diragukan lagi, kekuatan pendorong utama untuk peningkatan masjid adalah perluasan populasi Muslim di Amerika Serikat karena imigrasi dan tingkat kelahiran," tambahnya.
Masih menurut laporan tersebut, jumlah pengunjung masjid juga bertambah. Misalnya, pada 2020, sholat Jumat di masjid-masjid rata-rata diikuti 410 orang jamaah, dibandingkan 2010 rata-rata 353 jamaah, ada peningkatan 16 persen.
Tetapi, jumlah orang yang masuk Islam pada 2020 menurun secara dramatis.
“Dari 15,3 mualaf per masjid pada 2010, rata-rata jumlah mualaf pada 2020 adalah 11,3,” katanya.
Alasan utamanya, kata laporan itu, adalah penurunan mualaf Afrika-Amerika, terutama di masjid-masjid Afrika-Amerika. Selain itu, masjid menjadi lebih di pinggiran kota, dibandingkan dengan masjid di kota-kota atau kota-kota kecil dan daerah pusat kota-kota besar.
Masjid-masjid di kota-kota dan kota-kota kecil menurun dari 20 persen pada 2010 menjadi 6 persen pada 2020. Penyebab yang jelas adalah berkurangnya populasi umat Islam di kota-kota kecil ini karena mengeringnya lapangan kerja di daerah-daerah tersebut dan perpindahan kaum muda, anak-anak pendiri masjid, dan aktivis ke kota-kota besar untuk pendidikan dan pekerjaan.
“Pada 2010, 17 persen masjid ditemukan di pusat kota, tetapi pada 2020 angka itu turun menjadi 6 persen. Penurunan ini kemungkinan besar terkait dengan penurunan masjid Afrika-Amerika dan perpindahan umum masjid ke lokasi pinggiran kota,” kata laporan.
Survei ini disponsori Islamic Society of North America (ISNA), Center on Muslim Philanthropy, Institute for Social Policy and Understanding (ISPU) dan Association of Statisticians of American Religious Bodies (ASARB).
Sumber: anadolu agency