REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ajaran Islam mengajarkan kepada setiap Muslim untuk tidak melakukan gibah.
Dalam Alquranul karim, ada sebuah ayat mulia yang telah menjelaskan betapa buruknya ghibah.
Ayat tersebut menjelaskan dengan penuh kemukjizatan betapa ghibah merupakan hal yang dibenci oleh manusia dilihat dari enam aspek.
Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi, dalam bukunya yang berjudul Risalah Ikhlas dan Ukhuwah mengatakan, penjelasan ayat Alquran tersebut sudah sangat jelas sehingga tidak membutuhkan penjelasan lagi. "Benar, tidak ada lagi penjelasan yang diperlukan setelah penjelasan Alquran," kata Nursi. Allah SWT berfirman:
اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا...."Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?"... (QS al Hujurat 12)
Menurut Nursi, ayat ini mencela dan mengecam dengan sangat keras perilaku menggunjing keburukan orang lain dalam enam tahapan. Karena ditujukan kepada mereka yang menggunjing orang lain, maka ayat tersebut bermakna sebagai berikut:
Nursi menjelasan, huruf hamzah (أ) pada awal ayat digunakan untuk membentuk pertanyaan retoris (istifham inkari). Makna pertanyaan tersebut menembus ke semua kata dalam ayat di atas bagaikan air sehingga setiap kata menyiratkan pertanyaan yang melahirkan sebuah hukum.
Kata pertama dalam ayat tersebut ialah hamzah. Ayat tersebut bermaksud menegur pembacanya dengan hamzah (pertanyaan): “Apakah engkau tidak mempunyai akal, yang bisa engkau gunakan untuk berpikir sehingga engkau bisa mengerti betapa buruknya perilaku ghibah ini?!”