Jumat 04 Jun 2021 08:51 WIB

Dishub dan BPTJ Ingin Aktifkan Stasiun Pondok Rajeg

Pondok Rajeg berada di jalur KRL Commuter Line antara Depok Lama menuju Nambo.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Erik Purnama Putra
KRL Commuter Line melintas di Stasiun Pondok Rajeg yang terbengkalai di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), Senin (1/2/2021).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
KRL Commuter Line melintas di Stasiun Pondok Rajeg yang terbengkalai di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), Senin (1/2/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Dinas Perhubungan bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kemenhub menggelar survei terkait rencana mengaktifkan Stasiun Pondok Rajeg di Kelurahan Jatimulya, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat (Jabar). Survei dilakukan sebagai tindak lanjut pertemuan di Kemenhub yang membahas feasibility studi reaktivasi Stasiun Pondok Rajeg.

"Sebelumnya, kami telah menyampaikan surat permohonan terkait reaktivasi Stasiun Pondok Rajeg. Alhamdulillah, dukungan diberikan dan hari ini kita melakukan survei," ujar Kepala Dishub Kota Depok, Dadang Wihana, Kamis (3/6).

Menurut Dadang, survei dilakukan untuk memeriksa kesiapan Stasiun Pondok Rajeg agar dapat kembali beroperasi. Dengan begitu, segala hal yang perlu disiapkan bisa direalisasikan sekarang. "Bagi warga Kota Depok, keberadaan Stasiun Pondok Rajeg sangat dibutuhkan sebagai alternatif transportasi. Begitu juga untuk warga Bogor," terang.

Dadang berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, dan pemerintah pusat dapat bersinergi mengaktifkan kembali Stasiun Pondok Rajeg. Dengan begitu, nantinya semakin banyak layanan KRL Commuter Line yang bisa diakses masyarakat.

"Ini semua merupakan upaya kolaboratif. Jika menunggu menjadi ideal tentu akan menunggu lama, kami ingin secara stimultan Stasiun Pondok Rajeg segera bisa direaktivasi," ucap Dadang.

Stasiun Pondok Rajeg berada di jalur Stasiun Depok Lama menuju Stasiun Nambo, Kabupaten Bogor. Rute tersebut dirancang pada era Orde Baru untuk sampai ke Stasiun Cikarang. Sayangnya, proyek mandek akibat krisis finansial menghantam Indonesia pada 1998.

Alhasil, pembangunan rute yang dirancang melingkar mulai Stasiun Parung Panjang, Kabupaten Bogor hingga Stasiun Cikarang, Kabupaten Bekasi urung terwujud hingga kini. Jalur eksisting hanya ada di percabangan Depok menuju Nambo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement