Jumat 04 Jun 2021 09:11 WIB

KAI Resmikan Perjalanan KA Barang Peti Kemas

Jalur Terminal Petikemas Surabaya menuju Stasiun Kalimas kembali diaktifkan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Kapal kargo bersandar di PT Terminal Petikemas Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/11/2020). PT Kereta Api Indonesia (Persero)  atau KAI meresmikan perjalanan KA barang peti kemas dengan rangkaian 10 gerbong berkapasitas 20 TEUs dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Stasiun Pasoso, Jakarta pada Kamis (3/6/2021).
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Kapal kargo bersandar di PT Terminal Petikemas Surabaya, Jawa Timur, Selasa (17/11/2020). PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI meresmikan perjalanan KA barang peti kemas dengan rangkaian 10 gerbong berkapasitas 20 TEUs dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Stasiun Pasoso, Jakarta pada Kamis (3/6/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero)  atau KAI meresmikan perjalanan KA barang peti kemas dengan rangkaian 10 gerbong berkapasitas 20 TEUs dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya menuju Stasiun Pasoso, Jakarta pada Kamis (3/6). Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan dengan terbangunnya konektivitas jalur kereta api ke Pelabuhan Tanjung Perak tersebut maka distribusi logistik menjadi lebih efisien.

"Integrasi jalur KA dan pelabuhan ini merupakan salah satu wujud implementasi MoU antara KAI dan Pelindo III sebagai induk usaha Terminal Petikemas Surabaya yang dilakukan pada November 2020 lalu," kata Didiek dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (3/6). 

Baca Juga

Didiek mengatakan reaktivasi angkutan logistik tersebut merupakan milestone yang sangat penting. Dia menuturkan, dengan diaktifkannya kembali pengoperasian angkutan logistik kereta api dari dan menuju terminal petikemas dapat memberikan nilai lebih untuk industri logistik dan kepelabuhanan nasional sebagai value creator dan membuat lebih kompetitif.

“Reaktivasi jalur kereta api yang terintegrasi dengan Terminal Petikemas Surabaya selaras dengan visi KAI yaitu menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” ujar Didiek.

Jalur Terminal Petikemas Surabaya menuju Stasiun Kalimas kembali diaktifkan setelah terakhir beroperasi pada 30 Maret 2016. Didiek memastikan KAI telah melakukan berbagai persiapan sebelum jalur itu dinyatakan laik operasi, diantaranya pembongkaran material yang menutupi jalan rel, penggantian wesel dan bantalan rel baru, serta memperbaiki posisi rel.

Usai dilakukan proses reaktivasi, Terminal Petikemas Surabaya memiliki dua jalur kereta api yang masing-masing mampu mengakomodir angkutan KA Barang Petikemas dengan rangkaian 10 GD sehingga total kapasitas muat Terminal Petikemas Surabaya adalah 20 GD berkapasitas 40 TEUs. Adapun komoditi yang dilayani di Terminal Petikemas Surabaya yaitu petikemas multikomoditi ekspor-impor.

"Dengan terintegrasinya angkutan kereta api dengan pelabuhan ini, maka para mitra angkutan barang KAI kini dapat melakukan bongkar muat di Terminal Petikemas Surabaya Pelabuhan Tanjung Perak," ungkap Didiek. 

Potensi angkutan barang dari wilayah Industri di Jawa Timur diharapkan juga dapat diangkut menggunakan kereta api karena sudah terintegrasi dengan pelabuhan. Misalnya dari Gresik, kata Didiek, dimana jumlah potensi angkutan barang menggunakan kereta api dalam satu tahun mencapai 377 ribu ton barang.

Selain itu, dengan terintegrasinya jalur kereta api dengan pelabuhan maka diharapkan dapat membuat para pelaku logistik semakin tertarik untuk mengangkut barang dengan kereta api. Menurutnya, angkutan barang dengan kereta api memiliki keunggulan seperti kapasitas, ketepatan waktu, keselamatan, dan keamanan.

“Kami berharap semangat sinergi, kolaborasi, dan konektivitas yang terintegrasi ini dapat sustain untuk membangun value added bagi industri logistik dengan cara lebih efisien. Sehingga biaya logistik nasional yang masih sekitar 23-26 persen secara nasional dapat mendekati negara-negara maju antara 8-12 persen,” jelas Didiek.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement