REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan siap menggagalkan program nuklir Iran. Ia menyadari rencana itu akan mengambil risiko hubungan dengan Amerika Serikat (AS).
Netanyahu menyerukan kelanjutan operasi rahasia terhadap Iran. Ia menyebut telah mengatakan hal-hal itu kepada Presiden AS Joe Biden. Ia mengklaim hubungan dengan Biden telah berlangsung selama 40 tahun.
"Dan saya mengatakan kepadanya, 'Dengan atau tanpa kesepakatan, kami akan terus melakukannya. melakukan segala daya kami untuk mencegah Iran mempersenjatai diri dengan senjata nuklir,'" kata Netanyahu sebagaimana dilansir dari Middle East Monitor pada Jumat (4/6).
Netanyahu mengungkapkan bahwa nuklir Iran akan menjadi ancaman terbesar bagi keberadaan Israel. Hal itu disampaikannya dalam sebuah wawancara selama upacara yang diadakan oleh kepala Mossad baru, David Barnea.
"Jika kita harus memilih, saya harap itu tidak terjadi, antara gesekan dengan teman baik kita Amerika Serikat dan menghilangkan ancaman eksistensial," ujar Netanyahu.
Sebelumnya, AS dan Iran mengadakan pembicaraan di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 agat Iran membatasi kemampuan nuklirnya dengan imbalan penghapusan sanksi. Mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran pada 2018.