Jumat 04 Jun 2021 10:38 WIB

21 Kecamatan di Kabupaten Bekasi Rawan Banjir

Hujan lebat menyebabkan banjir di Cikarang Utara dan Kedungwaringi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Foto udara banjir menggenangi area persawahan dan pemukiman warga di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/2/2021).
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Foto udara banjir menggenangi area persawahan dan pemukiman warga di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/2/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, mencatat sebanyak 21 dari total 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, masuk kategori wilayah rawan banjir.

"Warga terus waspada terlebih hujan dengan intensitas tinggi masih terus mengguyur sejumlah wilayah dalam sepekan terakhir," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Bekasi, Muhammad Said di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jumat (4/6).

Said menuturkan, saat ini hanya ada dua kecamatan, yaitu Kecamatan Bojongmangu dan Cibarusah yang berada di tingkat kerawanan banjir rendah. Sementara selebihnya merupakan daerah rawan banjir. Dia menyebut meski, tingkat kerawanan banjirnya rendah bukan berarti kedua daerah itu bebas bencana.

Bojongmangu merupakan daerah dataran tinggi sehingga rawan terjadi longsor sedangkan Cibarusah hampir setiap tahunnya dilanda bencana kekeringan karena sulit menemukan mata air. Said mengimbau warga tidak lagi terpaku pada musim penghujan maupun kemarau sebab di masa peralihan iklim dan cuaca ini, hujan bisa turun setiap saat.

"Biasanya Mei-Juni itu dihadapkan musim kemarau tapi masalahnya sekarang beberapa kali di hari terakhir ini kok masih turun hujan. Sehingga kini kami imbau warga tidak lagi terpaku rutinitas tahunan, bulan ini kemarau, bulan ini hujan. Saat ini kita harus siap dengan kondisi yang ada," kata Said.

Hujan lebat yang turun sejak beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir di dua titik, yaitu Kali Ulu di Cikarang Utara dan Kedungwaringi. Hanya saja, banjir tidak sampai menggenangi rumah warga. Said menyatakan, bukan tidak mungkin jika hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur, banjir besar kembali akan merendam Kabupaten Bekasi.

"Untuk itu, karena ada perubahan cuaca dan iklim, kita semua harus waspada. Kemarin di Kali Ulu dan Kedungwaringin sudah sampai satu lutut, beruntung banjir menggenang sesaat, setelah itu surut lagi," ucapnya.

Said mengungkapkan banjir besar yang terjadi awal tahun lalu telah membuat jumlah wilayah rawan bencana di Kabupaten Bekasi meningkat dari semula 20 kini menjadi 21 kecamatan. Praktis hanya dua kecamatan dengan tingkat kerawanan rendah. "Memang ada peningkatan daerah rawan, jadi total ada 21 dari 23 kecamatan di Kabupaten Bekasi dengan total 157 titik," ucap Said.

Pada Februari-Maret 2021, banjir besar melanda Kabupaten Bekasi dengan tinggi muka air mencapai lebih dari dua meter. Terparah terjadi di Kecamatan Pebayuran lantaran tanggul di hilir Sungai Citarum jebol. Hal itu merendam ribuan rumah warga hingga menyebabkan puluhan ribu warga juga terpaksa mengungsi.

Pemerintah Kabupaten Bekasi saat ini menyiapkan penambahan delapan desa tanggap bencana (Destana) untuk meminimalisasi dampak bencana termasuk bencana banjir. "Sejak 2017, Kabupaten Bekasi telah membentuk 14 kelurahan dan desa tanggap bencana. Tahun ini akan ditambah delapan lagi desa tanggap bencana dengan harapan mampu meminimalisir dampak bencana," kata Said.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement