REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan teknologi finansial peer to peer lending, Amartha, meraih pendanaan dari Norwegia. Dana senilai 7,5 juta dolar AS atau setara Rp107 miliar tersebut diberikan melalui perusahaan ekuitas Norfund yang dimiliki oleh Kementerian Laur Negeri Norwegia.
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Duta Besar Norwegia, Vegard Kaale and Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra di Kedutaan Norwegia, Jakarta pada Jumat (4/6).
Dengan pendanaan ini, Amartha akan menyalurkan modal usaha untuk memberdayakan perempuan pengusaha mikro di pedesaan. "Dana ini juga akan digunakan untuk mendukung kegiatan usaha yang ramah lingkungan," kata Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Jumat (4/6).
Menurut Andi, kolaborasi ini merupakan sebuah kebanggan karena Amartha menjadi perusahaan fintech pertama di Asia Tenggara yang mendapatkan pendanaan dari Norfund. Pendanaan ini diyakini dapat mendorong kinerja Amartha di tengah pandemi.
Amartha telah menyalurkan lebih dari Rp3,7 triliun untuk memberdayakan 678.502 perempuan di lebih dari 18.900 desa yang tersebar di pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Selama masa pandemi, Amartha terus berkembang dengan jumlah pinjaman dan penyaluran melampaui nilai sebelum masa pandemi.
Sebagai perusahaan teknologi, Amartha berkomitmen untuk mendigitalisasi pedesaan dengan meluncurkan layanan keuangan dan produk-produk inovatif seperti tabungan, asuransi mikro serta belanja borongan, yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat ekonomi informal.
"Dengan pendekatan ini, Amartha ingin menjadi platform keuangan digital pilihan bagi segmen desa, untuk menciptakan kesejahteraan merata bagi kita, Indonesia," tutur Andi
Sementara itu, Investment Director Norfund dan Head of Asia regional Office, Fay Chetnakarnkul, mengatakan, Norfund bekerja sama dan mendanai di institusi keuangan untuk mendukung mereka agar lebih kuat lagi dalam menyediakan akses permodalan dan layanan keuangan kepada ekonomi mikro dan segmen unbankable.
Norfund merupakan dana investasi dari pemerintah Norwegia untuk negara berkembang dengan misi untuk menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan berinvestasi pada bisnis yang mempromosikan pembangunan berkelanjutan.
"Kami sangat menghargai kerja sama ini dengan Amartha dan upaya yang mereka lakukan untuk memberdayakan perempuan pengusaha mikro di Indonesia," kata Fay.
Duta Besar Norwegia, Vegard Kaale, menambahkan meskipun pertumbuhan ekonomi di Indonesia sangat baik, namun inklusi keuangan masih menjadi isu yang besar di segmen masyarakat prasejahtera, terutama bagi perempuan pengusaha mikro. Norfund menjadi alat penting bagi Pemerintah Norwegia untuk menguatkan lembaga swasta di negara-negara berkembang, serta menurunkan angka kemiskinan.
"Pendanaan ini merupakan investasi pertama Norfund di institusi finansial di Indonesia dan saya harap upaya ini akan membantu pertumbuhan serta keberhasilan untuk Amartha," kata Vegard.